#68

1.8K 188 11
                                    

Maaf ya aku lama next soalnya minggu kemarin abis perpisahan sekolah dan akhir-akhir ini mood lagi buruk jadi ga ada inspirasi buat next :)







































Iqbaal baru saja keluar dari asramanya lelaki itu mengenakan celana jeans hitam dan kaos putih polos yang di balut hoodie senyum iqbaal merekah saat ia membuka handphonenya ternyata ada pesan dari gadisnya.

Semesta💛
Semangat kuliahnya jangan lupa sarapan aku sayang kamu :3 ^^

Padahal hanya sebuah pesan singkat yang berisi hanya untuk menyemangati iqbaal namun pesan itu tentu memiliki efek tersendiri untuk iqbaal.

Iqbaal mulai melangkahkan kakinya dan berjalan menuju tempatnya kuliah dimana kampusnya tempat yang ingin segera iqbaal tinggalkan agar bisa lebih cepat kembali ke ibu pertiwi dan untuk segera menghalali gadisnya.

Dilain tempat namakamu kini baru saja memeriksa beberapa korban gempa susulan dan saat ini gadis itu sedang berbincang dengan teman kerja yang satu tim dengannya. Udara di papua sana suhunya terlalu dingin dan itu tentu membuat mereka yang baru saja selesai bertugas merasa kedinginan.

"Nihh" Febri menyodorkan segelas besar teh panas kepada namakamu

"Kamu?" Tanya namakamu

"Udah sok di minum, disana udah habis"

"Yaudah berdua aja ya? sama saya ini juga banyak pasti ga habis"

Febri mengangguk walaupun sedikit tidak nyaman dengan kosa kata yang namakamu gunakan namun ya harus bagaimana lagi.

Keduanya saling diam tak ada hal yang mereka bicarakan, disini masih pukul 3 dini hari bebeda dengan di melbourne sana.

Febri memperhatikan namakamu yang belum meminum tehnya "Sini saya tiupin dulu" Febri mengambil tehnya lagi

"Mau ngambil S2 dimana feb?" Tanya namakamu

"Ak-Saya mau lanjut di inggris deh kayanya biar memperbanyak kenalan" kekehnya

"Kalo ga biasa pake aku kamu juga gapapa feb santai aja" Namakamu tersenyum

"Kurang sopan kayanya kalo lagi kerja gini"

"Eumm iya juga sih"

"Nihh minum dulu" febri memberikan teh yang sudah sedikit dingin kepada namakamu

"Makasih ya" Namakamu tersenyum

Febri hanya mengiyakan dengan anggukan.

"Denger-denger kamu katanya junior terbaik di rumah sakit ya?"

"Engga biasa aja, masih ada yang lebih baik dari saya"

"Menjadi salah satu yang terbaik?"

"Hmm mungkin" namakamu memamerkan jajaran giginya

"Waktu koas kemarin dimana nam?"

"Di indo sama di korea"

"Wah banyak temen dong pastinya?!"

"Iyah, tapi ya saya kemana-mana sama andy terus" namakamu terkekeh dengan ucapannya

"Baguslah kan ada yang jagain kamu disana"

"Iyaa tapi sedikit ngerasa bosen sih sama dia terus" namakamu berucap disertai kekehan

Mereka berdua terlalu asik berbincang sampai tak ingat waktu, dan sekarang sudah pukul setengah 6 pagi.

🎈🎈🎈

Saat-saat menegangkan adalah ketika seorang dokter menangani pasiennya yang sudah kritis walaupun dokter selalu berusaha semaksimal mungkin dan melakukan yang terbaik namun tetap saja keluarga pasien ada yang tak terima jika saudaranya meninggal atau bahkan mengalami penyakit yang serius tak jarang orang yang tak pernah berpikir logis seperti itu sering menyalahkan dokter dan merendahkan cara kerjanya yang tak bisa melakukan apapun pikirnya.

Namakamu saat ini sedang mengoprasi pasien di ruang yang terbuka akibat gempa susulan tadi mengakibatkan proyek hotel yang tengah dibangun seketika hancur dengan itungan menit dan itu memakan banyak korban bahkan ada yang sudah meninggal ditempat.

Sudah  dari satu jam yang lalu namakamu dan ani (suster) rekan kerjanya menagani pasien yang tubuhnya tertiban oleh sebagian reruntuhan dinding gedung dan itu mengakibatkan patah tulang bagian belakang punggungnya saat ini namakamu masih menangani pasien itu di ruangan yang terbuka dengan peralatan yang seadanya yang telah di kirim oleh posko bantuan untuk pengobatan disini.

Sekitar lima belas menit kemudian namakamu dan rekannya selesai menangani pasien itu dan beralih ke tenda yang mana disana sudah ada banyak korban yang baru ditemukan dan memerlukan bantuan.

Beberapa dokter yang satu tim dengan namakamu terlihat berlarian untuk segera mengobati pasien.

Terlihat jelas oleh febri tim suka relawan berlarian menjauh dari bagunan gedung karena saat ini gempa susulan datang lagi mereka berlarian kesana kemari untuk menyelamatkan diri. Febri yang melihat itu ia langsung mencari sosok yang dulu pernah menjadi orang penting dalam hidupnya netranya melihat namakamu yang sedang berjongkok membenarkan tali sepatunya mungkin. Walaupun tempat namakamu berjongkok lumayan jauh dari bagunan gedung  tentu lelaki itu khawatir dan lansung berlari menghampiri namakamu yang masih ditempatnya gadis itu mendonak kan kepalanya ketika melihat ada orang berdiri di depannya.

"Kamu ngapain disini? ayo bangun nam ada gempa susulan" Ucap febri dengan nada yang khawatir dan mengulurkan tangannya

"Sepatu aku susah feb" ucapnya

Terlihat oleh febri sepatu namakamu yang terikat oleh gulungan tali kecil mungkin bekas bahan bangunan kiranya. Febri ikut berjongkok di hadapan namakamu dan berusaha melepaskan ikatannya.

"Kamu kesana aja feb aku bisa sendiri"

"Ngga nam aku bantuin kamu"

Namakamu mengangguk dan memperhatikan febri saja membiarkan lelaki itu membuka ikat dari gulungan tali. Febri berusaha secepat mungkin mrmbuka ikat dari tali tersebut karena takut ada reruntuhan gedung dari atas yang turun kebawah mengenai dirinya belum sempat febri membuka ikatan tali yang menyangkut di sepatu namakamu. Lelaki itu melihat di atas sana ada sebuah balok yang jatuh ke bawah dan sepertinya akan mengenai namakamu feberi dengan segera menarik tubuh namakamu agar beralih dari tempatnya ia berusaha merengkuh tubuh namakamu dengan satu tangannya. Satu tangannya lagi ia gunakan untuk menahan balok itu agar tidak mengenai tubuh namakamu.

"Sepatunya dibuka ntar aja ya, kamu naik ke aku, aku bawa kamu ke tenda"

"Tapi feb tangan kamu lu-"

"Udah gapapa ayo naik"

"Aku berat feb"

"Gapapa ayo naik takut gempanya belum selesai"

Namakamu mengangguk dan langsung naik kegendongan febri walaupun gadis itu sedikit merasa bersalah karena febri seperti ini untuk melindungi dirinya.

~~

Kini namakamu sedang di tenda mengobati luka di tangan febri yang lumayan parah karena tadi febri menahan balok cukup besar agar tidak mengenai dirinya.

"Ini gapapa udah kamu obatin yang lain aja" ucap febri

"Udah diem kamu pasien aku sekarang" ketus namakamu

Febri sedkit terkekeh mendengar nada bicara namakamu yang sedikit ketus ini yang feri rindukan dari gadisnya dulu.

"Aku gapapa nam"

"Kamu diem deh, aku udah janji sama diri aku sendiri harus ngobatin pasien aku dengan baik"

"Ini lukanya cuma sedikit ko-"

"Sedikit juga bisa bikin kamu infeksi feb"

Final sifat namakamu yang keras kepala tidak bisa untuk febri berontak walau sedikit namakamu tetaplah namakamu gadisnya yang dulu keras kepala.

With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang