05

6.3K 301 18
                                    

Hari ini hari ketiga Alan tak bertemu Fina. Entah kenapa Alan merasa ada yang hilang. Fina belum diperbolehkan masuk karena ia harus beristirahat di rumah dan ia harus makan secara teratur terlebih dahulu.

Teman-teman Alan yang melihat Alan lebih dingin daripada biasanya pun bingung apalagi Alex yang kembarannya, sejak pulang dari rumah sakit Alan menjadi lebih dingin. Aslinya Alex berfikir bahwa tambahnya sifat dingin Alan gara-gara Fina, tapi ia menyangkal itu semua ya kali Alan kayak gitu cuma gara-gara Fina. Alan pun di rumah cuma berkata seperlunya.

"Lan, lo kenapa sih? Semenjak Fina gak masuk dingin lo bertambah?" tanya Alex penasaran.

"Kenapa lo, emang si 'dia' balik lagi?" timpal Varo dengan nada bercanda. Perkataan Varo harus hanya dibalas tatapan tajam oleh Alan.

"Biasa aja lah natapnya. Varo cuma bercanda itu. Lo tambah sensian sekarang. Bener kata Alex Fina gak masuk lo makin dingin. Kenapa kalau ada apa-apa cerita sama kita. Keluarin beban lo, kalau gak mau cerita sama kita lo masih punya Alex yang selalu ada sama lain," tutur Davi.

"Gak papa," singkat Alan.

"Auk ah bodo amat, ngomong sama lo susah, kesel gue," ucap Varo dengan wajah cemberut.

"Muka lo biasa aja nyet, jijik gue. Oh iya katanya nanti kita mau jenguk Fina di rumahnya karena dia udah tiga hari gak masuk sekolah," ucap Davi.

Mendengar kata menjenguk Fina wajah Alan sedikit berubah menjadi lebih cerah.

"Wahhh, kayaknya ada yang lagi seneng deh. Mukanya langsung berubah tuh walaupun dikit. Eciee ada yang mau ketemu doinya nih yeee," ucap Alex menggoda kembarannya itu.

"Apa sih? Bising lo!"

"Huwaaaa, Alan ada perkembangan setelah berhari-hari tambah dingin. Biasanya cuma ngomong dua atau tiga kata, ehhh ini nambah jadi empat kata," ucap Varo berbinar seperti anak kecil. Perkataan Varo itu dijawab dengan kekehan oleh Alex dan Davi, sedangkan orang yang dibicarakan hanya menatap datar ke arah Varo.

***

Sekarang mereka sekelas sudah sampai di rumahnya Fina. Setelah tadi sudah diizinkan oleh guru piket dan guru yang akan mengajar di kelas mereka, mereka pun langsung pergi ke rumah Fina. Sampai di rumah Fina pun mereka disambut hangat oleh ibunya Fina.

"Assalamualaikum, Tante!" ucap mereka semua.

"Waalaikumsalam, silahkan masuk semua. Kalian ikutin aja bibi ini tante mau panggil Finanya dulu," ucap Indah kepada mereka semua disertai senyuman hangatnya.

"Makasih, Tante."

Indah pun segera memanggil anaknya yang sedang tiduran di kamarnya itu.

"Sayang, ada teman-temanmu tuh dibawah. Cepetan sana ganti baju terus samperin mereka," ucap Indah kepada anaknya itu.

"Iya, Mah," jawab Fina.

Fina pun langsung bergegas ganti baju dan menambahkan make up natural ke wajahnya agar tidak pucat. Setelah itu ia pun langsung bergegas kebawah.

"Fina!" ucap Salsa yang langsung memeluk Fina. Sebenarnya Salsa sudah menjenguk Fina dihari kedua ia sakit, tetapi entah mengapa sekarang ia merindukan sahabatnya satu ini.

"Salsa," ucap Fina seraya membalas pelukan Salsa.

"Kalian ini dipikir cuma ada kalian berdua gitu. Kami ada di sini juga kali, Fin, Sal," protes ketua kelas mereka, Andi.

BAD TWINS [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang