Alex dibuat uring-uringan karena Salsa yang tidak masuk karena adanya acara keluarga. Seperti saat ini misalnya,
"Lan bolos yok, udah lama gak bolos semenjak punya cewek," ajak Alex berbisik ke arah Alan yang ada di sampingnya. Terpaksa, Alan duduk di samping kembarannya dan membiarkan Fina duduk sendirian karena Alex yang dari tadi merengek meminta agar Alan duduk disampingnya dan Fina yang melihat itu pun memaksa Alan agar duduk disamping kembarannya itu.
"Gue dibacok Fina nanti," Alex cemberut mendengar itu.
"Var, Dav," panggil Alex sambil menendang kursi kedua orang yang ada di depannya ini. Mereka berdua yang dipanggil pun kompak membalikkan badannya.
"Bolos kuy," ajak Alex dan mereka berdua langsung memasang wajah senangnya.
"Ayok udah lama anjir gak bolos semenjak kalian berdua pacaran terus, kalau misalnya bolos pun cuma sama si kampret satu ini, jadi kayak gay gue," jawab Varo semangat.
"Lan ikutlahhhhh," rengek Alex sambil memasang wajah puppy eyes. Alan yang ditatap seperti menggaruk tengkuknya dan melihat ke arah samping dimana Fina sedang serius mendengarkan guru Bahasa Inggris itu. Setelah memantapkan hatinya Alan pun mengangguk.
"Nah gitu dong, saatnya kita cari alasan supaya kita bisa keluar," Davi memegang dagunya berfikir.
"Kalau ke toilet?"
"Udah biasa."
"Kalau salah satu dari kita sakit?"
"Udah bisa ditebak."
"Kalau salah satu kita ada yang kerusupan?"
"Kesurupan bego, itu dah pernah kita lakuin."
"Kalau ada yang tiba-tiba stroke?"
"Bangkek gitu amat alasannya."
"Kalau kita bilang Davi kencing kalau enggak pup di celana gimana?"
"Bangsat nama gue yang jelek nantinya."
"Lah jadi apa dong?" Frustasi Alex sambil mengacak rambutnya kesal,
"Lan apa?" Tanya Alex sedangkan Alan malah menggidikkan bahunya sambil menatap Fina.
"Lah si bangkek, orang sibuk nyari alasan dia malah sibuk nengoin pacarnya," gerutu Davi.
"Kalau jujur aja gimana?" usul Varo itu langsung diberi senyuman miring oleh Alex dan Davi orang itu. Sedangkan Alan yang mendengar itu langsung mengalihkan tatapannya ke arah Varo dan menatap cowok itu dengan berbinar.
"Boleh, cara yang tidak biasaa," ucap Alan sambil menepuk pundak kanan Varo.
"Betul banget, cara yang belum pernah kita coba selama kita sekolah disini," imbuh Davi sambil menepuk pundak kiri Varo juga.
"Ehh anjir kalau dua-duanya kalian tepukin pendek anjir gue nanti," kesal Varo sambil melepas kasar tangan kedua orang itu dari pundaknya. Tiba-tiba ada tangan yang menepuk-nepuk kepalanya, Varo mengangkat kepalanya dan menatap tangan siapa itu.
"Alex kampret ngapain Lo tepuk-tepuk pala gue anying?" tanya Varo kesal, Alex langsung memasang wajah polosnya.
"Lah kata Lo kalau tepuk pundak bisa buat Lo jadi pendek ya udah gue nepuk pala Lo aja," jawaban polos Alex itu membuat Varo ingin memakan Alex hidup-hidup.
"Gak gitu juga anying," umpat Varo dan Alex hanya cengengesan.
"Saatnya kita melakukannya," kode Alan yang langsung diangguki Alex,
"Miss!!" panggil Alex dengan teriakannya. Miss Ela pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah Alex.
"Kenapa Alex?" Tanyanya dengan nada lembut. Alex yang ditanya seperti itu malah memamerkan gigi putihnya. Miss Ela mengerutkan keningnya bingung karena melihat keempat anak muridnya ini berjalan ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD TWINS [Selesai]
Teen FictionSaudara kembar yang berbeda sifat tetapi memiliki kenakalan yang sama? Itulah Alan Alfian Lemos dan Alex Alfian Lemos, saudara kembar yang perilakunya membuat orang geleng-geleng kepala melihatnya, saudara kembar yang dijuluki dengan 'BAD TWINS' ole...