Ceklek....
"Mama," Ucap Alan dan Alex spontan saat melihat Anita yang sedang berdiri di tengah pintu itu. Alan dan Alex dibuat menegang karena kedatangan Anita. Anita menghampiri kedua anaknya yang masih membeku itu, ia lalu duduk di sofa yang langsung berhadapan dengan Alan.
"Kenapa kamu masih berdiri, duduk!" Perintah Anita itu langsung dilaksanakan Alex. Alan dan Alex menunduk diam melihat tatapan dingin Anita itu, Anita sayang tapi kalau sekalinya marah uhhhh bisa-bisa kutub Utara itu jadi gurun Sahara.
"Kenapa kamu teriak-teriak terus manggil Pak Billy cuma nama aja?" Tanya Anita dingin.
"Fina hilang dan Salsa ditemuin pingsan di dalam gudang olahraga, gimana Alan gak ngamuk ma?" ucap Alan sambil menatap Anita, Anita menghembuskan nafas perlahan-lahan.
"Gimana keadaan Salsa?"
"Alhamdulillah kata dia cuma pusing aja," jujur Alex, karena memang Salsa masih pusing akibat bius yang diberikan Amel tadi.
"Bisa ke sini gak?" Alex mengangguk dan keluar dari ruangan itu.
"Alan kamu harusnya langsung nyari Fina bukan malah teriak-teriak kayak gitu, mana gak sopan lagi cuma nyebut nama, sopan Lan, tenang," omel Anita geram.
"Gimana Alan mau tenang ma kalau Fina tiba-tiba hilang terus Salsa aja pingsan di gudang itu? Alan takut terjadi sesuatu aja ma," lirih Alan menatap sendu Anita.
"Alan takut Amel ngelakuin sesuatu lagi," sambung Alan, Anita pusing dengan situasi ini.
"Gimana Amel bisa ngelakuin sesuatu kalau dia tadi aja nyapa mama?" tanya Anita heran.
"Nyapa mama? Dimana?"
Flashback on....
Anita keluar dari mobilnya dengan raut wajah yang tidak bisa dibaca. Ia kaget mendengar telepon bahwa putra sulungnya ngamuk-ngamuk dikantornya sambil nyebutin nama Fina dan hanya memanggil pak Billy hanya dengan nama.
"Bu," Anita tersenyum tipis membalas sapaan yang entah dari siapa itu, yang paling penting saat ini anaknya.
"Mana Alan sama Alex?" tanya Anita langsung setelah memasuki ruangan para guru. Para guru langsung menunduk hormat ke arah Anita.
"Maaf Bu Anita, Alan sama Alex sudah ke ruangan keluarga," jawab Pak Nanang sopan, Anita langsung mengangguk mendengar itu.
"Makasih, dan saya pergi dulu. Maafin kelakuan Alan," semua guru langsung mengangguk sopan.
Anita berjalan terburu-buru ke arah ruangan keluarga itu. Memang suaminya sengaja menaruh ruangan itu di sekolahnya agar kalau Alan dan Alex ingin bersantai bisa ke ruangan ini saja.
"Mama," panggilan dari belakangnya membuat Anita menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya untuk melihat siapa yang memanggilnya 'Mama' kecuali anak-anaknya dan pacar si kembar itu.
"Amel," Anita menyebut nama Amel lirih, ia tidak percaya terhadap perubahan perempuan ini. Perempuan yang dulunya polos sekarang dandannya seperti tante-tante, menor sekali. Amel berlari ke arah Anita dan langsung memeluk Anita.
"Amel kangen sama mama," lirih Amel. Anita menganggukkan kepalanya dan langsung melepaskan pelukannya.
"Udah dulu ya, Tante mau ke ruangan dulu," wajah Amel langsung cemberut karena mendengar Anita berkata 'tante' bukan 'mama' lagi.
Flashback off...
"Gitu, terus langsung mama tinggal," Alan mengerutkan keningnya, kalau bukan Amel pelakunya siapa? Dania and the geng?

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD TWINS [Selesai]
Teen FictionSaudara kembar yang berbeda sifat tetapi memiliki kenakalan yang sama? Itulah Alan Alfian Lemos dan Alex Alfian Lemos, saudara kembar yang perilakunya membuat orang geleng-geleng kepala melihatnya, saudara kembar yang dijuluki dengan 'BAD TWINS' ole...