"Gue gak tau Fina," Kesal Alex sambil mengacak-acak rambutnya,
"Lo mah gak asik Lex, masa sama perasaan Lo sendiri gak tai sih, eh maksudnya tau," Sumpah rasanya Alex ingin mencekik calon kakak iparnya ini, padahal Alex udah bilang dari tadi kalau dia gak tau perasaannya sekarang malah dibilang gak asik,
"Lex kalau misalnya yaaa Salsa punya cowok gimana?" Tanya Fina yang langsung dihadiahi pelototan Alex,
"Gue bacok cowoknya," Jawab Alex santai, sekarang gantian Fina yang melotot ke arah Alex,
"Dasar psikopat, belum jadi apa-apa aja dah kayak gitu loo," Ucap Fina sambil menghampiri bangku Salsa yang disamping Alex, lalu Fina duduk disitu,
"Lex jujur sama diri Lo sendiri, kalau suka bilang jangan dipendam, kalau gak suka tinggalkan jangan melambungkan harapan, kalau sayang bilang jangan tunggu diambil orang, apalagi kalau udah cinta perjuangkan sebelum menghilang dari pandangan," Nasihat Fina yang membuat Alex melongo, ia langsung mengecek dahi Fina,
"Gak panas aslinya," Gumam Alex, Fina yang mendengar itu langsung memukul bahu Alex kencang,
"Lo pikir gue kenapa?" Tanya Fina menantang,
"Sakit anjir," Umpat Alex mengabaikan pertanyaan Fina,
"Siapa yang Lo bilang anjir?" Tanya sebuah suara dengan nada dingin. Mereka berdua kompak menoleh kebelakang dan menemukan seorang Alan Alfian Lemos dengan wajah datarnya,
"Eh bang, tadi itu ada semut yang gigit gue, kan akhirnya gatel," Jawab Alex sambil mengelus bahunya yang masih terasa sakit itu,
"Wah Lan ada apa ni sama kembaran Lo kok kayaknya deket gitu sama Fina? Curiga gue," Ucap Varo mengompori, perkataan Varo mendapat lirikan tajam dari Alex,
"Na, pindah," Suruh Alan datar, Fina hanya menurut saja ia takut dengan tatapan mata Alan yang seakan memakannya itu,
Setelah Fina pindah dan Alan mengikutinya Salsa langsung duduk di bangkunya begitupun Varo dan Davi,
"Lex Lo ngapain aja sama Fina?" Tanya Varo kepo,
"Gak ngapa-ngapain lah, kan Fina tadi juga udah ngomong dia mau ngerjain pr," Bohong Alex,
"Bacot aja Lo gak mungkin Fina ngerjain pr terus gak ada banyak buku diatas mejanya," Ucap Davi sambil meneliti meja Fina,
"Yakan ngerjainnya udah siap," Dengus Alex, mereka semua pun pura-pura percaya saja ke Alex,
Sedangkan suasana dibangku Alan dan Fina begitu mencekam seolah-olah Fina berada di depan pembunuh yang akan membunuh Fina,
"Alan natapnya jangan kayak gitu lah, serem tau," Lirih Fina dengan menundukkan kepalanya melihat tatapan Alan yang begitu mematikan,
"Kamu ngomong sama siapa? Sepatu?" Ejek Alan yang melihat Fina yang terus menundukkan kepalanya itu, Fina langsung menatap Alan setelah Alan mengatakan itu,
"Tadi ngapain aja sama Alex?" Tanya Alan dingin, Fina langsung menggeleng-gelengkan kepalanya tanda dia tidak ngapa-ngapain dengan Alex,
"Aku gak ngapa-ngapain kok," Jawab Fina lirih, Alan yang melihat itu menghembuskan pelan nafasnya,
"Hei jangan nengok kebawah terus dong, tatap aku kalau lagi ngomong, nanti aku jadi cemburu loo sama sepatunya," Ucap Alan sambil mengelus kepala Fina untuk mencairkan suasana, Fina yang mendengar nada Alan sudah beda pun berani menatap iris mata hitam kecoklatan itu, ia tersenyum tipis melihat iris mata itu,
"Aku gak marah kalau kamu mau ngomong berdua sama Alex, tapi kamu jangan buat alasan ngerjain pr ngomong langsung aja sama aku,aku bakalan ngertiin kok, kalau kamu kayak tadi aku bisa aja ngehajar Alex karena aku cemburu dengan kamu ketawa bareng cowok lain Na, walaupun itu kembaranku aku gak peduli juga," Jelas Alan yang membuat senyum Fina tercetak,

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD TWINS [Selesai]
Fiksi RemajaSaudara kembar yang berbeda sifat tetapi memiliki kenakalan yang sama? Itulah Alan Alfian Lemos dan Alex Alfian Lemos, saudara kembar yang perilakunya membuat orang geleng-geleng kepala melihatnya, saudara kembar yang dijuluki dengan 'BAD TWINS' ole...