Fina yang melihat Salsa memasuki kelas dengan kepala menunduk pun langsung menoleh ke arah sahabatnya yang tadi langsung duduk di bangkunya dengan kepala yang dibenamkan di lipatan tangannya itu.
"Sal, lo kenapa?" tanya Fina penasaran. Alan, Varo, dan Davi yang melihat itu kelakuan Salsa langsung duduk di bangku deket Salsa.
"Alex." Satu kata yang membuat orang-orang disekelilingnya Salsa dibuat bingung. Apalagi Alan batin dia bertanya-tanya 'kenapa sama Alex? Apa Alex mainin perasaan Salsa? Apa Alex mempermalukan Salsa? Tapi gak mungkin seorang Alex mempermalukan seorang wanita di depan umum.'
Di saat batin Alan sedang berkecamuk, Alex datang dengan nafas yang memburu.
"Sal, jangan baper sama omongan mereka. Mereka itu cuma gak suka aja most wanted sekolah deket sama murid baru." Setelah mengatakan itu baru lah Fina, dan the cogan mengerti kenapa Salsa kayak gitu.
"Ya udah, kalau kayak gitu gue gak usah deket-deket sama lo aja, nanti gue malah dibilang bitch lagi sama murid-murid lain. Kan kesel!" Omel Salsa,
"Jangan gitu dong," jawab Alex spontan.
"Kenapa gak boleh gitu?" tanya Salsa menantang.
"Ya kan gue-" Alex bingung ingin melanjutkan kata-katanya.
"Sal, gak usah baper sama omongan orang lain. Gue aja tadi pagi juga begitu gara-gara si bangkek itu yang gak mau ngelepas tangan gue waktu jalan. Telinga gue udah kebal dengerin ocehan mereka yang kata Alan cabe-cabean pinggir jalan itu," ucap Fina sambil melirik sinis Alan Alan yang dilirik seperti itu hanya diam saja membiarkan Fina yang dari tadi mengacuhkannya.
"Lan, lo jangan buat baper anak orang kayak gitu dong? Nanti kalau Fina beneran baper sama lo gimana? Lo siap tanggung jawab?" tanya Davi yang dari tadi menyimak saja.
"Iya, lo udah siap untuk pacaran lagi?" lanjut Varo.
"Apa sih, gak jelas lo pada!"
Setelah mengucapkan itu Alan langsung keluar kelas menuju ke kantin seorang diri. Davi, Varo, dan Alex yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala, sedangkan Fina hanya menatap punggung Alan yang sudah tidak terlihat dari kelas itu. Entah kenapa dia sakit hati mendengar Alan yang mengacuhkan pertanyaan teman-temannya itu.
'Lan, lo gak tau apa yang diomongin teman-teman lo itu bener? Gue nyaman sama perlakuan lo dari awal, Lan. Gue nyaman sama diri lo yang dingin itu, gue nyaman sama sikap lo yang kadang dingin kadang manis itu. Lo itu udah buat gue ngelupain sakit hati gue, setelah lo masuk ke kehidupan gue gue udah mulai bisa mengikhlaskan 'dia', Lan. Apa bener kalau gue baper gue cuma bisa nyimpen sendiri aja? Apa gue harus mencintai sendiri, Lan?' Batin Fina sedih.
"Fin, gak usah dipikirin omongan Alan, Alan cuma belum siap aja untuk mencintai lagi," ucap Alex yang melihat Fina melihat punggung Alan yang sudah keluar kelas dengan tatapan kosong,
"Ha? Maksudnya belum siap mencintai apa?" tanya Fina penasaran.
"Lo bakal tau sendiri nanti, udah yok kejar tuh Alan ngambek sendiri kalau bunuh diri kan malah repot," jawab Varo,
"Enak aja lo ngomong Alan mau bunuh diri. Alan gak segila itu, kejadian 'itu' aja dia gak sampek mau bunuh diri kok." Alex tidak sadar bahwa ia keceplosan.
"Alex!" Peringat Davi dengan memicingkan matanya ke Alex.
"Kenapa?" tanya Alex polos. Davi dan Varo pun menjawab hanya dengan memberi kode lewat mata kepada Alex itu 'di sini masih ada Fina sama Salsa'.
"Oh iya lupa anjir!" ucap Alex sambil menepuk keningnya.
"Kejadian 'itu' apa, Lex?" tanya Fina penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD TWINS [Selesai]
Teen FictionSaudara kembar yang berbeda sifat tetapi memiliki kenakalan yang sama? Itulah Alan Alfian Lemos dan Alex Alfian Lemos, saudara kembar yang perilakunya membuat orang geleng-geleng kepala melihatnya, saudara kembar yang dijuluki dengan 'BAD TWINS' ole...