Alan memasuki kamar Alex, ia melihat punggung Alex yang sedang telungkup di atas kasur sambil memainkan hp nya, dengan santainya Alan langsung menonjok punggung Alex itu,
"Anjing," Umpat Alex, Alex pun memutar mukanya ke belakang untuk melihat siapa yang menonjoknya. Setelah atau Alan yang menonjoknya Alex langsung terlungkup lagi. Alan yang melihat itu hanya mengerutkan keningnya saja,
'napa ni anak? Gak sehat kayaknya, biasanya ngomel lah ini cuma diam aja,' batin Alan bingung dengan perubahan sikap Alex,
'apa bener ya hari ini jiwa gue ketuker sama Alex kayak kata Fina tadi? Tapi kan gak mungkin, ngaco Lo Lan,' imbuhnya,
"Kenapa Lo?" Tanya Alan kepada Alex yang masih memunggunginya, Alex hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan Alan,
"Lex kenapa?" Tanya Alan lagi dengan nada datarnya, Alan sudah tidak kuat dikacangin sama Alex. Alex yang mendengar perubahan suara Alan pun mengubah posisinya menjadi duduk. Alex menatap Alan dengan tatapan sedihnya
"Tadi..."
Flashback on,
Salsa dan Alex sudah sampai di mobil Alex, selama perjalanan Salsa hanya diam saja sedangkan Alex mengoceh kayak burung beo. Alex yang merasa tidak ada jawaban dari lawan bicaranya pun menolehkan kepalanya sekilas melihat apa yang dilakukan Salsa,
"Lo kenapa Sal? Kok diem aja?" Tanya Alex dengan raut herannya. Salsa hanya diam saja tetap tidak merespon omongan Alex,
Alex pun memberhentikan mobilnya di sebuah jalan yang sepi, dia memutar duduknya untuk melihat Salsa. Salsa bingung kenapa Alex memberhentikan mobilnya di jalan seperti ini? Salsa bakal mantap Alex dengan mata yang dimicingkan seakan berkata 'kenapa Lo berhenti disini? Mau ngapain Lo?',
"Gue gak bakalan ngapa-ngaain Lo, gue cuma bingung kok Lo dari tadi gue ajak ngomong diem aja, Lo ada masalah sama gue?" Tanya Alex sambil berusaha menatap mata Salsa tetapi Salsa terus membuang tatapannya ke segala penjuru arah,
"Sal liat gue, liat mata gue" Suruh Alex sambil memegang dagu Salsa dengan jari telunjuknya, Salsa menepis jari itu dari dagunya. Alex bertambah bingung dengan perubahan sikap Salsa ini. Tanpa diperintah lagi Salsa mulai menatap mata Alex,
"Apa yang Lo mau?" Tanya Salsa setelah menatap mata Alex dengan pertanyaan yang ambigu itu,
"Ha? Gue mau apa?" Tanya Alex bingung, Alex sama sekali tidak mengerti apa maksud pertanyaan Salsa. Salsa hanya tertawa getir saja mendengar jawaban Alex itu,
"Lo gak ngerti apa maksud pertanyaan gue? Seorang Alex Alfian Lemos yang palyboy tiba-tiba deketin gue, apa maksudnya selain mau mainin perasaan gue? Emang Lo pikir gue gak tau sifat playboy Lo dan mau Lo deketin gue apa?" Tanya Salsa dengan nada tinggi di akhir kalimatnya. Di kursinya kini Alex menegang seketika,
"Napa respon tubuh Lo kayak gitu? Udah ketauan akal busuk Lo yang coba deketin gue cuma untuk main-main?" Tanya Salsa lagi dengan tersenyum sinis, Alex hanya menggelengkan kepalanya entah untuk menjawab apa. Lidah Alex kelu untuk menjawab pertanyaan Salsa tadi,
"Kenapa Lex? Kenapa? Kenapa Lo mau jadiin gue korban Lo selanjutnya? Gue pernah salah apa sama Lo Lex?" Tanya Salsa lirih sambil menatap mata Alex dengan matanya yang sudah berkaca-kaca. Alex yang tidak tega langsung memeluk tubuh Salsa, Salsa memberontak untuk dilepaskan dalam pelukan Alex itu, tapi Alex tidak melepaskannya. Alex masih kaget dengan pertanyaan Salsa yang masih susah untuk dijawabnya itu,
"Lex lepasin gue," Entah karena Alex yang sudah agak merenggangkan pelukannya atau tenaga Salsa untuk mendorong Alex yang kuat pelukan mereka bisa terlepas. Salsa melihat Alex dengan tatapan terlukanya. Alex yang melihat itu hatinya seakan teriris, biasanya kalau melihat cewek nangis Alex malah menertawakannya tetapi dengan Salsa beda Alex malah merasa hatinya juga ikut teriris,
"Lo tau kenapa gue dari awal masuk mencoba untuk ngehindar dari gombalan-gombalan Lo itu? Lo tau kenapa gue gak mau deket-deket sama Lo?" Alex hanya menjawabnya dengan gelengan saja, entah kenapa lidahnya seakan sudah digerakkan,
"Gue kasih tau ya Lex gue dari dulu sampe sekarang gak pernah deket sama cowok, gue deket sama cowok cuma sama Lo, gue takut kalau gue deket sama cowok terus gue nyaman sama cowok itu dan waktu gue nyaman dia tinggalin gue, gue cuma takut itu terjadi Lex," Ucap Salsa dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya, Alex hanya bisa mengusap air mata di pipi Salsa itu, dan Salsa hanya diam saja,
"Gue takut kalau gue deket sama cowok bakalan kayak gini, gue bakalan nyaman sama dia," Salsa menjelaskannya sambil tetap menatap mata Alex, Alex mendengar satu kata yang membuatnya membeku 'Nyaman', satu kata yang membuat tangan Alex yang hampir menyentuh pipi Salsa jatuh begitu saja dipangkuan Alex. Salsa yang melihat keterkejutan Alex hanya tertawa getir di sela tangisnya itu,
"Kenapa? Dah seneng Lo buat gue nyaman sama Lo kan? Dah seneng misi Lo udah tercapai kan? Dah seneng Lo udah liat tangisan gue kan?" Semua pertanyaan Salsa langsung menusuk hati Alex,
"Udah yok pulang, gue capek mau istirahat," Ajak Salsa sambil menyeka air mata yang masih merembes di pipinya. Alex hanya diam dan langsung menjalankan mobilnya saja mendengar perintah Salsa itu. Salsa memalingkan wajahnya untuk melihat pemandangan luar mobil,
'gue tau bakalan berakhir kayak gini, salahin diri gue yang terlalu baper sama sikap Lo Lex, yang tau kayak gini cuma Lo Lex, Fina yang notabennya sahabat gue udah lama aja gak tau kalau gue udah nyaman sama Lo, gue cuma bilang sama dia gue gak tau apa yang gue rasain ke Lo, Lo cowok spesial yang udah buat gue tau arti sakit hati untuk pertama kalinya' batin Salsa sedih,
Mereka sudah sampai di depan rumah Salsa, Salsa pun turun tanpa mengucapkan apapun terhadap Alex. Alex yang melihat itu hanya menghela nafas kasar saja dan langsung melakukan mobilnya untuk pulang dengan kecepatan diatas rata-rata,
Flashback off,
"Jadi intinya sekarang Lo ngerasa bersalah karena udah buat Salsa kayak gitu?" Alex hanya menjawabnya dengan gumaman dan anggukan kepalanya saja, sedangkan pandangannya tetap menghadap ke arah hp nya setelah bercerita tadi. Alan yang melihat jawaban Alex hanya tersenyum misterius, setelah itu Alan mendekati Alex yang masih sibuk dengan game di hp nya itu dan berbisik di samping telinga Alex,
"Lo udah jatuh sama dia" bisik Alan sambil menyeringai, setelah itu Alan langsung menjauhkan badannya untuk melihat ekspresi kembarannya itu, dan benar respon Alex melongo, Alex langsung menjatuhkan begitu saja hp nya dan langsung melihat Alan dengan tatapan bingung,
"Kenapa? Bener kan yang gue bilang? Lo yang biasa mainin perasaan cewek masa perasaan gini aja Lo gak tau?" Remeh Alan sambil menaikkan alisnya,
"Tapi gak mungkin," Alex masih tidak percaya dengan perkataan Alan, seorang Alex sudah bisa jatuh sama cewek, Big No!!, Mau di taroh mana cap playboy dia??
"Udah percaya aja sama apa yang terjadi Lex, gue dulu juga gitu sama Fina gue juga ngerasa gak percaya gitu kalau gue udah bisa percayain hati gue sama cewek lagi," Alex masih menatap Alan dengan tatapan ragunya,
"Kalau Lo masih ragu gini ya, emm kalau Lo gak jatuh cinta sama dia kenapa Lo ngerasa bersalah udah buat dia nangis? Kalau Lo gak jatuh cinta sama dia kenapa Lo sampe sefrustasi ini? Sedangkan hobi Lo itu memang buat nangis cewek kan? Hal yang biasa Lo lakuin kan? Biasanya kalau liat cewek nangis Lo bakalan puas setengah mati dan ini kenapa saat Lo buat nangis Salsa Lo bisa kayak gini? Pikirin Lex," Ucap Alan sambil menepuk pundak Alex dua kali,
"Udah ya gue mau balik ke kamar gue belum shalat juga gara-gara tadi jalan sama Fina, pikirin omongan gue tadi yaa," Pamit Alan sambil berlalu dari kamar Alex,
Alex merenung memikirkan perkataan Alan itu, perkataan Alan semuanya benar,
'shit, pusing pala gueeee,' batin Alex frustasi,
TBC......
Warning!! Typo bertebaran...
Jangan lupa vote and comment ya...
Terima kasih yang udah mau baca dan votment cerita aku....20 Juni 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD TWINS [Selesai]
Fiksi RemajaSaudara kembar yang berbeda sifat tetapi memiliki kenakalan yang sama? Itulah Alan Alfian Lemos dan Alex Alfian Lemos, saudara kembar yang perilakunya membuat orang geleng-geleng kepala melihatnya, saudara kembar yang dijuluki dengan 'BAD TWINS' ole...