52

2.2K 73 2
                                    

"Na bener ya kata mama," ucap Alan menatap Fina yang sedang memeluk Cia itu. Fina mengerutkan keningnya bingung dengan perkataan Alan. Saat ini mereka bertiga sedang tertidur di kamar Cia karena Cia yang tidak mau melepas pelukannya dari Fina.

"Yang mana?" Kening Fina berkerut, Alan yang melihat itu mengelus kerutan itu agar kerutan itu hilang, Alan tersenyum manis.

"Kita kayak keluarga bahagia, walaupun masih punya satu anak," jawaban Alan itu membuat Fina blushing. Fina mengeratkan pelukannya dan membenamkan wajahnya di rambut Cia agar wajahnya yang memerah dapat ditutupi oleh rambut Cia. Alan terkekeh pelan melihat itu dan mengelus rambut kedua wanita yang ia sayangi setelah mamanya itu.

"Jangan malu ma, masa sama suami sendiri malu?" Goda Alan sambil merapatkan tubuhnya dengan kedua orang itu, kemudian ia memeluk kedua wanita yang sangat ia sayangi itu. Merasa ada tangan yang memeluk pinggangnya Fina mengangkat kepalanya dari rambut Cia. Ia tersentak saat wajah Alan yang langsung muncul tepat dihadapan wajahnya. Bahkan sangking dekatnya hidung mereka sudah bersentuhan. Alan tersenyum dan menempelkan kening mereka berdua, tubuh Fina masih menegang ditempatnya karena perlakuan Alan itu. Alan menggesek-gesekkan hidungnya dengan hidung Fina. Ia menangkup pipi Fina dan membawa tatapan Fina ke arahnya. Fina menatap mata itu, mata coklat yang sudah mengombang-ambingkan perasaannya. Fina menutup matanya saat Alan memajukan wajahnya,

"Hwuaaaa mama panasssss," Tangis Cia menghentikan aksi Alan yang akan mencium bibir Fina itu. Fina langsung tersentak dan langsung memeluk Cia kembali agar Cia tertidur. Cia merasa panas karena diapit oleh Alan dan Fina.

"Huss, Cia yang cantik kak Ina disini," Ucap Fina lembut sambil mengusap punggung dan rambut Cia. Alan pun membantu Fina dengan mengusap lengan Cia agar Cia tertidur kembali. Cia menyusupkan wajahnya di dada Fina.

"Kak Inaaaaaa," Gumam Cia di dada Fina, Fina meringis merasakan wajah Cia yang ada di dadanya. Alan tersenyum geli melihat wajah Fina itu. Merasa ada yang memperhatikan Fina menatap ke arah depannya dan menemukan Alan yang sedang tersenyum geli.

"Kenapa kamu senyum kayak gitu?" Tanya Fina ketus.

"Mama jangan ketus-ketus lah sama papa, nanti papa makan loh, tuh dedeknya mau susu," goda Alan, Fina langsung melotot mendengar Alan yang berubah menjadi mesum itu.

"Alan jangan berpikiran aneh-aneh ya, sempat kamu berpikiran aneh-aneh aku kebiri juga kamu," sebal Fina. Sekarang gantian Alan yang melotot, mau jadi apa gue kalau gue dikebiri??

"Jangan lah nanti kita gak punya anak loh," ucap Alan sambil menatap sengit Fina. Fina menggidikkan bahunya saja.

__****__

"Ma aku antar Fina dulu ya, udah sore soalnya dia juga belum mandi jadi bau," ucap Alan sambil turun dari tangga rumahnya, Anita yang mendengar itu terkekeh pelan sedangkan Fina melotot.

"Udah bobok Cianya?" Tanya Anita,

"Udah kok ma," jawab Fina sambil mencium tangan Anita.

"Kalian ngapain aja kok di kamar Cia lama kali?" Tanya Anita menggoda mereka berdua, wajah mereka berdua menjadi memerah.

"Wahh mama jadi curiga kalau kayak gini sama kalian berdua, kalian nidurin Cia atau kalian buat keponakan untuk Cia?" Alan dan Fina langsung melotot mendengar mamanya itu.

"Mama!" Teriak mereka berdua berbarengan, Anita terkekeh pelan melihatnya.

"Udah sana pulang jangan berisik kasian Cia. Na kalau Alan ngapa-ngapain kamu tonjok aja tuh hidungnya biar pesek," ucap Anita yang langsung diangguki semangat oleh Fina.

BAD TWINS [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang