Saat ini delapan orang itu saling duduk berdampingan dengan pasangan masing-masing. Setelah tadi puas bermain air dan berenang mereka akhirnya duduk di pinggir pantai. Menikmati sunset yang memanjakan mata. Dengan ditemani deburan ombak dan pasangan masing-masing, sunset kali ini lebih menyejukkan hati.
Fina menyenderkan kepalanya di bahu Alan dan Alan pun mendekap erat tubuh Fina dari samping. Begitu pula dengan Salsa dan Alex.
Berbeda dengan dua orang itu, Byta lebih memilih bersandar di dada telanjang Varo dan Varo pun mendekap erat kepala Byta.
Sedangkan Manda duduk di depan Davi dan menyenderkan punggungnya di dada Davi dan Davi memeluknya dari belakang. Memang bisa dibilang gaya pacaran Davi dan Manda itu hampir kelewat batas, tetapi mereka tidak pernah lebih dari sekedar ciuman.
"Sunset yang indah," Ucap Varo memecah keheningan. Semua mengangguk menyetujui ucapan Varo itu.
"Semoga kita bisa kayak gini lagi waktu tua nanti dengan pasangan yang sama." Ucapan Davi itu di amin-kan oleh semuanya dalam hati. Siapa yang tidak ingin seperti itu? Menikmati sunset bersama sahabat dan pasangan yang sama saat hari tua nanti.
Matahari sudah mulai tenggelam. Akhirnya sinar bulan pun menggantikan indahnya sunset itu.
"Jangan pernah jadi sunset ya, indah di saat-saat tertentu dan pergi tanpa pamit meninggalkan sejuta kenangan di sini." Kalimat Alan itu membuat Fina mendongakkan kepalanya dan yang lainnya menatap Alan bingung, tumben banget ni anak puitis??
Fina tersenyum manis mendengar Alan itu, ia berjanji dalam hati ia tidak akan pernah mau jadi sunset. Tetapi apabila Alan yang memintanya untuk jadi sunset, maka akan ia lakukan. Untuk apa bertahan kalau yang dipertahanin sudah tidak mau bertahan dengan kita?
"Tetapi sesekali tidak apa-apa kamu menjadi sunset karena kehadirannya selalu membuat ketenangan dan kepergiannya selalu membuat kerinduan. Tetapi ingat satu hal lagi kepergianmu jangan sampai membuat kerinduan menjadi beban dalam setiap insan." Tambah Alex yang direspon kagum oleh mereka. Entah kenapa saat ini mereka bucin semua. Salsa yang tadinya bersandar di bahu Alex langsung menatap Alex tidak percaya, ia lalu mengecek dahi Alex.
"Kamu gak panas, tapi kok tumben bisa ngomong kayak gitu?" Pertanyaan Salsa itu membuat decakan sebal dari Alex, bagaimana tidak kesal, dia tadi berniat membuat suasana menjadi romantis ehhh tapi malah dianggap lelucon oleh teman-temannya bahkan oleh pacarnya sendiri.
"Bodo amat lah, tiba Alan aja yang ngomong kayak gitu kalian gak terheran-heran, beda sama gue kalau gue yang ngomong kalian langsung gak percayaan gitu." Kesal Alex sambil mengerucutkan bibirnya. Alan yang ada di sebelahnya langsung mencubit bibir Alex itu.
"Jijik anjir, bibir Lo biasa aja," Geram Alan sambil memandang jijik ekspresi kembarannya yang masih cemberut itu.
"Ya udah, ya udah kita minta maaf ya Alex ganteng, lain kali kita juga bakalan gak percaya sama omongan Alan dan bakalan percaya sama omongan Alex ini." Ucap Varo sambil menepuk pundak Alex. Alex langsung tersenyum senang mendengar itu sedangkan and memutarkan bola matanya jengah melihat kelakuan kembarannya itu.
"Langsung pulang atau makan dulu nih?" Tanya Davi,
"Kayaknya makan dulu deh, laper gue," Jawab Fina sambil mengelus perutnya. Alan yang melihat itu mengelus perut Fina juga dan langsung diberi pukulan keras oleh Fina. Sedangkan yang lain hanya menyinyit bingung, sebenarnya Alan ini kesambet setan apa sih??
"Lo kira di perut Fina ada anak Lo apa? Lo elus-elus gitu perutnya," Omel Alex sambil menatap tajam Alan. Alan hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD TWINS [Selesai]
Teen FictionSaudara kembar yang berbeda sifat tetapi memiliki kenakalan yang sama? Itulah Alan Alfian Lemos dan Alex Alfian Lemos, saudara kembar yang perilakunya membuat orang geleng-geleng kepala melihatnya, saudara kembar yang dijuluki dengan 'BAD TWINS' ole...