57

2.4K 92 6
                                    

Amel mulai mendekatkan bibirnya dengan bibir Alan dan...

"Enggak sayang aku duluan yang mulai gak boleh kamu duluan," ucap Alan sambil mengelus leher Amel, Amel menggeliatkan tubuhnya.

"Ready?" Amel mengangguk ia menutup matanya saat wajah Alan hanya berjarak dua centi dari wajahnya.

Plakkkk...

Bukan ciuman yang ia dapatkan dari Alan tetapi rasa panas yang langsung menjalari pipinya.

"Alan! What are you doing? It's hurt Lan!" teriak Amel kepada Alan yang sedang berkacak pinggang di depannya ini. Amel akan bangun tetapi Alan langsung mendorong tubuh Amel.

"Ini baru permulaan sayang, aku cuma maunya main kasar, aku gak suka main halus," Alan membungkukkan tubuhnya dan berbisik di telinga Amel,

"Karena gak terasa," sambung Alan yang membuat wajah Amel langsung memerah.

"Whatever," ucapan malu-malu Amel itu membuat Alan tambah menarik sudut bibirnya.

Plakk...

Plakkkk...

Plakkkkkk...

Pipi kanan, pipi kiri, dan kedua lengannya terasa terbakar akibat tamparan Alan itu.

"Shhh," ringis Amel sambil menatap Alan meminta agar Alan menyudahinya.

"Honey it's hurt!!" teriak Amel karena Alan sekali lagi menampar pipinya, ia rasa kedua sudut bibirnya sudah mengeluarkan darah.

"Amel yang Alan sayangi," Amel langsung tersenyum disela-sela ringisannya. Alan memajukan wajahnya dan berbisik di telinga Amel.

"Dimana Lo nyembuhin Fina bangsat?" Teriakan Alan itu langsung membuat telinga Amel berdenging hebat, benar-benar seperti seribu nyamuk di telinganya. Tubuh Amel menegang mendengar teriakan Alan itu, setelah beberapa detik Amel langsung merilekskan tubuhnya dan seakan-akan menatap bingung Alan,

"Fina? Kok kamu nanya aku sayang? Kan kamu yang pacarnya Fina ngapain nanyain dia ke aku? Udahlah sekarang gak usah peduliin Fina sekarang peduliin aja kita berdua, aku dan kamu," jawab Amel santai sambil memainkan kerah baju Alan. Alan langsung bangkit dari atas tubuh Amel ia menarik lengan Amel kasar.

"Kemana Lo nyembunyiin cewek gue bangsat?" Alan bertanya sambil mencengkram kuat lengan perempuan itu, Amel merintih kesakitan.

"Aku gak tau Fina ada di mana Alan!!" Amel teriak, ia masih dalam mode pembacotannya.

"Lo ngomong atau kepala Lo gue penggal?" Desis Alan menatap tajam dan menusuk ke arah mata Amel. Amel menelan ludahnya sudah payah, mengerikan sekali tatapan Alan itu!

"Aku gak tau dimana Lannn!" Amel teriak karena Alan semakin mengencangkan cengkeramannya.

"Peringatan kedua Lo mau jujur atau apartemen ini gue hancurin dan tubuh Lo bakalan mati dalam keadaan terpisah?" tekan Alan.

"Di... Gu... dang..." jawab Amel terbata, Alan tersenyum manis dan mengelus pipi perempuan itu.

"Nah gitu dong baru Alan suka," Alan mengucapkannya dengan nada lembut sambil mengelus pipi Amel. Ia melepaskan tangannya dari pipi Amel dan langsung berbalik badan. Sebelum berjalan Alan langsung menendang kaki Amel, ia lalu keluar sambil terkekeh.

BAD TWINS [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang