"Kok Ai jalannya gitu? Abis malam pertama ya sama Felix?" tanya mama jahil di depan pintu setelah gue tiba di rumah mertua di pagi hari. Gue menunduk malu. Tidak menjawab.
Felix cengengesan sejenak. Ia memegangi tangan gue dan menuntunnya hingga ke sofa ruang keluarga. Sambil terpincang, gue jalan dibantu Felix kemudian duduk di sampingnya.
Mama buru-buru menyusul. Masih dengan tatapan jahilnya, beliau duduk di depan kita.
"Felix mainnya kasar ya?" tanya mama frontal. Gue menggeleng heboh.
"Hih, kalau gak kasar gak mungkin kamu pincang begitu."
Felix mengelus tangan gue dengan jempolnya. Sesekali melempar senyum ke gue. Tidak tau saja dirinya kalau gue sedang memaki namanya di dalam kalbu.
"Mungkin semalam baru pertama kalinya buat dia, ma. Jadi agak pincang." jawab Felix.
"Berapa ronde semalem, Lix?" tanya mama. Ya ampun, mama bisa tidak sih tidak tanya begitu?
"Berapa sayang? Sampai pagi kan?" Felix melayangkan pertanyaan sambil mengecup pelipis gue. Dasar siluman buaya putih. Penuh tipu muslihat.
Gue semakin jadi memaki Felix di inti hati yang paling dalam. Tidak lupa tatapan sinis gue layangkan kepada lelaki yang tengah memasang wajah tengil itu.
"Ya ampun kalian. Mau punya anak banyak ya?"
Felix ketawa. Suara beratnya menguar di ruangan ini. "Iya dong, Ma."
Mama menyusul Felix tertawa. Sedangkan gue memilih diam. Malu. Sudah pincang, dituduh melakukan malam pertama, diketawain pula. Salah apa gue di masa lampau kok hidup gue begini?
"Iya deh. Semoga anak kamu banyak. Biar rame rumah kamu."
Y ma y
Gue tidak dengar :v
"Ah, ya, mama mau menyiapkan sarapan. Kalian tunggu di sini ya. Habis ini kita makan bareng," ucap mama mertua sebelum bangkit dari sofa lalu melenggang pergi.
Meninggalkan gue dan siluman buaya putih.
Baik gue dan Felix sontak menjauh sesaat setelah mama pergi. Kita duduk ujung ke ujung sambil memasang wajah datar. Seperti orang musuhan. Gimana akting kita tadi? Bagus tidak? Bagus dong. Skenarionya udah alami.
Gue menolehkan kepala menatap Felix. Eh dia juga menoleh. Gue langsung memalingkan wajah lagi. Muak gue muak.
"Gara-gara kamu. Aku jadi pincang begini." gerutu gue. Tidak peduli dia mendengarnya atau tidak.
"Siapa suruh kamu rebutan kamar mandi sama saya?" tanya Felix. Lebih ke mengejek sih ketimbang bertanya.
"Ya kamu bisa ngalah dong sama cewek!"
"Emang kamu cewek?"
Wah, gender gue dipertanyakan oleh seorang lelaki yang tadi pagi dengan sengaja melecehkan gue di kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1/2] Nebula ✖ Lee Felix (Sudah Terbit)
FanfictionBagi Felix, gue adalah nebula. Tidak terlihat. Sebagian scene dihapus untuk proses terbit