四十八 | Eumoirous

10.9K 1.2K 567
                                        

Bahagia itu sederhana ges



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini gue dan Felix pergi ke pemakaman umum untuk ziarah ke makam papa dan mama kandung gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini gue dan Felix pergi ke pemakaman umum untuk ziarah ke makam papa dan mama kandung gue. Pertama kalinya gue berziarah bersama suami gue. Biasanya gue datang bersama Gama. Lelaki itu yang selalu ingin ikut gue berziarah ke makam papa Hanbin. Tapi kali ini Felix yang menemani. Sebabnya gue gak boleh kemana-mana sendirian, dan dia tau dimana letak makam mama gue—gue dulu belum tau dimana letak makam mama.

Kita berangkat dari rumah pada pagi hari setelah sarapan dan membeli bunga. Rencananya mau pergi sore hari, namun Felix gak setuju. Dia bilang sore hari mau berenang di kolam renang belakang rumah. Jadi ya pagi aja deh mumpung hari ini gue gak senam. Omong-omong gue udah melakukan senam ibu hamil sejak kemarin di rumah. Instruktur senam gue bukan instruktur senam ibu hamil beneran, melainkan Felix sendiri. Berbekal video senam ibu hamil yang dirilis oleh salah satu perusahaan susu untuk anak, suami gue itu mengajari gue setiap gerakan yang ada di video itu.

Entahlah. Mungkin Felix sedang mode hemat uang.

Mungkin saja.

Selagi Felix fokus menyetir, gue mengambil ponselnya yang berada dalam tas selempang gue. Gue sambungkan dengan kabel USB mp3 mobilnya. Gue sudah bosan mendengarkan radio yang sedari tadi disetel Felix, dimana radio itu memberikan informasi mengenai arus lalu lintas. Gue memilih membuka aplikasi musik di ponselnya, kemudian menyetel musik favorit gue yang gue download di ponselnya beberapa hari yang lalu.

"Saya mendadak jadi kpopers setelah kamu mengisi ponsel saya dengan lagu-lagu kpop." celetuk Felix ketika lagu Rainy Day milik Chungha mengalun lewat mp3 mobilnya.

"Salah sendiri ponselku kamu lempar ke tembok sampai gak bisa dihidupin." balas gue gak peduli telah menyinggung yang sudah lewat. Jujur gue masih sedih mengenang ponsel gue yang setia menemani gue selama empat tahun.

"Iya saya salah." akunya.

Gue kira dia bakal bilang mau ganti ponsel gue. Tapi sepertinya enggak. Berharap pada Felix rasanya sia-sia.

[1/2] Nebula ✖ Lee Felix (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang