[1/2] Nebula ✖ Lee Felix (Sudah Terbit)

四十一 | Senja di Danau Kenangan

"Nona Ai mau bawa bekal lagi?" tanya bibi Halimah sang pembantu rumah mama, di pagi hari saat gue sedang sarapan sendirian di meja makan. Beliau sudah membawa kotak bekal yang biasa gue bawa untuk Felix.

"Iya, bi. Biar Ai aja yang ambil nanti," jawab gue menghentikan wanita paruh baya tersebut yang hendak menyiapkan makanan ke dalam kotak bekal.

Wanita paruh baya itu hanya tersenyum, "tak apa nona. Silahkan makan kembali."

Gue menggeleng, merasa gak enak hati kalau yang lebih tua menyiapkan bekal gue, "enggak, bi. Biar Ai aja,"

Bibi Halimah malah berpindah tempat ke hadapan gue. Membuat gue tak bisa menjangkau kotak bekal yang dipegangnya. "Gak apa. Nona Ai makan saja. Sudah ditunggu mas Junkyu di depan," jawabnya.

Ah, gue baru ingat. Gue kan bareng Junkyu!

Alhasil gue kembali fokus makan sarapan buatan bibi Halimah (walau sendirian). Gue untuk pertama kalinya sarapan di rumah sebesar ini sendirian. Gak ada Felix, gak ada mama mertua, ayah mertua dan Chaewon. Satu keluarga pergi karena urusan masing-masing, dan meninggalkan gue yang lagi hamil bersama bibi Halimah.

Mama pergi karena butiknya katanya kebakaran kemarin. Terus Chaewon ada project ke luar negri kemarin. Sedangkan Felix ke Bandung, dan ayah ke luar kota. Kenapa semua pergi kecuali gue? Mana gak ada yang ngajak gue lagi. Begini nasib ibu hamil. Susah bepergian jauh.

Oh ya, omong-omong soal bibi Halimah. Beliau adalah pembantu rumah tangga mama mertua dari sebelum Chaewon-Felix ada sampai saat ini. Bisa dibilang beliau sudah menjadi bagian keluarga ini lebih dari tiga puluh tahun. Beliau tinggal di sebuah rumah yang letaknya di belakang rumah mertua gue bersama suaminya. Bibi Halimah ini gak punya anak sampai sekarang, makanya beliau sayang banget sama kembar Chaewon-Felix dan gue. Beliau inipun pernah jadi saksi bagaimana gue diserahkan ke keluarga Felix dulu waktu kecil. Bibi Halimah mengaku ingat semuanya tentang itu. Beda terbalik dengan gue.

Balik lagi ke gue

Saat ini gue telah menyelesaikan makan pagi gue. Gue membawa piring kotornya ke wastafel lalu bergegas menemui Junkyu setelah mengambil totte bag berisi kotak bekal. Hari ini gue mau belajar di gedung perpustakaan, jadi gue siap makanan biar gak beli.

"Maaf lama," gue berucap ketika gue berada di ruang tamu. Gue mendapati Junkyu duduk di sofa dengan setelan long coat berwarna putih gading.