四十三 | Sebuah Paket

7K 1K 371
                                    

Special di penghujung tahun 2019 :)

Pt 2

Betewe gais, aku membuka sesi QnA, sesi curhat, dan sesi menghujat di penghujung chapter. Kali kalian berminat menyampaikan aspirasi kalian untuk zia di penghujung tahun yang bisa dibilang tahun penuh kesedihan ini

Tq :*


Welcome to 2/3 conflict ges

Hari ini Felix pulang dari Bandung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Felix pulang dari Bandung. Ia katanya ambil penerbangan pagi dari Bandung menuju kota setempat. Kemungkinan ia sampai di sini siang hari, namun ia harus langsung ke rumah sakit terlebih dulu. Jadinya ia akan tiba di rumah sore hari atau paling terlambat di malam harinya.

Padahal gue kangen dia. Terus gue mau cerita banyak hal ke dia. Tapi harus ditunda dulu karena ia sibuk mengurusi pasien.

Hari ini untuk menyambut Felix, rencananya gue akan memasak makanan kesukaan dia. Gue juga akan membuat brownies kukus dan puding. Khusus puding, itu untuk Jijin alias Jinwoo yang mau menemani gue memasak untuk Felix hari ini. Gue pesan khusus si Jijin menjadi asisten gue mumpung dia lagi libur gitu. Terus kalau Jijin yang menemani gue, Felix pasti tidak akan marah. Secara bocah berusia lima belas tahun tidak mungkin merebut gue dari Felix. Kalau Felix masih cemburu dengan Jijin, gue pastikan dia tidur di luar malam ini.

Semua bahan sudah siap di pantry. Mulai dari bahan untuk membuat makanan kesukaan Felix sampai bahan-bahan untuk membuat kue. Ini semua gue dan Jijin yang beli di pasar.  Gue gak mau merepotkan bibi Halimah. Beliau dari tadi banyak mengerjakan pekerjaan rumah yang lain seperti nyapu, ngepel, nyuci baju, jemur dan lain sebagainya.

"Jin, sayurnya dicuci ya. Sekalian sama tomatnya," pinta gue ke Jijin yang menusuk-nusuk ikan puniran di baskom.

"Siap kak," jawab Jijin sambil senyum. Pipi gembulnya terangkat ketika ia mengulas senyum. Membuat gue tak bisa untuk tidak mencubitnya. Manapula dia pakai apron mama yang warnanya pink polkadot. Haduh, pengen uyel-uyel.

Selagi Jijin mencuci sayurannya, gue membaca resep-resep di note gue. Note ini berisi resep makanan dan kue yang gue dapatkan dari ambu dulu saat gue masih di panti. Gue waktu masih di panti sering mengamati ambu dan pegawai panti memasak untuk makan penghuninya. Terkadang gue pun jadi koki dadakan semisal pegawai panti yang bertugas memasak, sedang mengurus beberapa anak-anak.

"Kakak mau masak apa buat om Felix?" tanya Jijin

"Jangan manggil om, Jin. Panggil kak Felix aja." koreksi gue. Agak aneh gitu mendengar Jinwoo memanggil Felix dengan embel-embel 'om'. Muka Felix itu terlalu imut untuk dipanggil 'papa'. Apalagi 'om'.

[1/2] Nebula ✖ Lee Felix (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang