十七 | Alasan Untuk Tidak Menceraikanmu

13.6K 1.9K 853
                                    

"Dari mana kamu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dari mana kamu?"

Baru masuk kamar, gue sudah disambut oleh suara Felix yang serak-serak basah.

"Oh, abis jalan barusan. Sama gebetan baru. Namanya Haruto." jawab gue seadanya. Niatnya emang bikin Felix kesal. Biarin aja. Masa cuma dia yang bisa bikin gue kesal.

Felix mendelik tajam dari atas kasur. Wajah bantalnya berpadu dengan wajah marahnya. Menambah kesan seram sekaligus seksi. Mana dia gak pakai baju dan rambutnya acak-acakan. Haduh.

Sepulang dari Bali gue harus periksa mata kayaknya.

"Kenapa wajahnya kesel gitu?" tanya gue sambil berjalan ke arah koper. Gue sempatkan untuk menoleh ke Felix sejenak.

"Kan kita impas dong. Kamu sama Yiren, aku sama calon pacarku. Omong-omong, pacarku—eh calon pacarku ini tuh ganteng banget. Masih muda lagi," imbuh gue sekalian mengomporinya. Mau tau reaksinya gimana.

Sambil menunggu responnya, gue mengambil koper Felix dan mengeluarkan beberapa pakaiannya. Dia belum mandi. Gue sebagai istrinya, harus menyiapkan keperluannya. Merepotkan saja.

Tadinya gue mau nyuruh dia mandi pagi. Biar dia kebagian sarapan di bale. Tapi kayaknya dia capek banget, gue urung bangunkan Felix pagi-pagi. Gimana gak mau capek, dia dari Kuta ke Ubud terus mencari gue ke setiap penginapan, tengah malam masih berdebat yang berujung 'bermain di ranjang' sampai subuh menjelang. Pantas kan.

Jadi pagi tadi, gue bangun tanpa Felix. Gue berbenah lalu ikut sarapan di bale sama Haruto sekalian ngembaliin jaketnya terus jalan-jalan pagi ke sawah. Untuk menghirup udara segar, melampiaskan emosi karena Felix dan mencurahkan isi hati kepada Haruto sekalian menghabiskan waktu sebelum gue dinawa Felix lagi. Setelah itu gue pulang dan menemukan Felix sudah bangun pada jam setengah sepuluh pagi.

Felix itu memang kebo. Maklum gue.

"Oh ya, emang calon pacar kamu tau kalo kamu udah nikah?" tanya Felix tak percaya. Kayak ada sepet-sepetnya pas dia tanya.

"Udah dong. Dia katanya mau nunggu aku jadi janda. Lalu kita menikah, deh." gue menjawab sembari membuat ekspresi wajah (sok) bahagia. Felix di seberang sana hanya mendengus. Gue tersenyum tipis penuh kemenangan.

"Udah, ah. Sana mandi. Abis ini kita cari makan. Kamu belum makan pagi." gue berucap sembari membawa pakaian Felix ke kasur. Gue lantas duduk tepat di depannya.

Alih-alih menjawab, Felix malah menatap gue dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan. Lalu membuang wajahnya ke samping. Lah, beneran kesal ke gue nih.

"Kenapa sih?" tanya gue. Gue mendadak kepo. Tumben dia seperti ini. Biasanya ngebacot mendebat gue. Tapi Felix bergeming. Enggan menjawab.

Gue pun mencondongkan badan ke arahnya. Gue tiup matanya kemudian gue colek dagunya.

[1/2] Nebula ✖ Lee Felix (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang