Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tumben rumah sepi banget, bi. Ai sama Felix keluar ya?" tanya mama ke bibi Halimah di suatu hari saat beliau baru datang dari urusan bisnisnya.
Bibi Halimah tampak ingin menjawab, namun dirinya tidak nyaman untuk menjawab. Sebab jawabannya menyangkut keadaan kalian pasca bertengkar. Yah, meskipun bibi Halimah tidak tau kenapa kalian bertengkar, tapi wanita berusia kepala enam itu mendengar teriakan Felix dan jeritan kamu dari lantai dua.
"Ngomong aja, bi, gak apa." ucap Krystal lagi begitu menyadari gelagat pembantunya yang terlihat aneh.
"Mas Alen gak pulang dari kemarin lusa. Kalau nona Ai jarang keluar kamar." jawab si bibi.
"Mereka kenapa? Tengkar?"
Bibi Halimah mengangguk, "sepertinya demikian."
Krystal mengecek jam tangannya yang melingkari pergelangan tangannya kemudian mengangguk. "Saya temui Ai dulu. Minta tolong ya, bi, barang-barang perlengkapan bayi di mobil saya taruh di kamar tamu." titahnya.
"Iya, nyonya."
Bibi Halimah pun beranjak dari tempatnya berdiri kemudian melenggang pergi keluar rumah untuk melaksanakan perintah tuannya. Sementara Krystal mulai menaiki anak tangga menuju kamar kamu untuk mengecek kondisimu. Ia harus tau masalah apa yang terjadi selagi ia berada di luar kota.
Krystal sendiri belum sempat meng-update berita yang mungkin menyangkut kamu lewat pembantu rumah atau Jisung, dikarenakan sibuknya mengurus bisnis yang dikembangkan selama hampir sepuluh tahun mendadak ludes dilahap si jago merah. Tapi wanita itu yakin, telah ada sesuatu buruk yang menimpa kamu. Ia juga yakin, tak akan ada kejadian buruk yang tak terjadi selama rencana Dahyun belum selesai. Sebagaimana perkataan wanita itu bahwa ia akan menghancurkan keluarganya dimulai dari menantunya—yang sialnya tak tahu-menahu soal permasalahannya.
Setibanya di depan kamar kamu dan Felix, Krystal mengetuk pintu kamarmu. Tidak ada sahutan darimu begitu pintu diketuk dengan frekuensi sebanyak tiga kali ketukan. Krystal akhirnya mencoba membuka pintu kamarmu. Hal pertama yang ia dapati adalah kamarmu gelap, dan kamu sedang tertidur di kasur. Wanita itu segera masuk dan menghidupkan saklar lampunya. Krystal terkejut sewaktu lampunya telah hidup. Dari tempatnya berdiri ia bisa melihat mata kamu yang bengkak walau tertutup dan lebam samar di pipi.
Apa anaknya mulai berani main tangan terhadap istrinya sendiri?
"Ai," panggil Krystal seraya berjalan pelan ke arah kasur kamu. Krystal tak mau mengejutkanmu dengan suara sepatu haknya yang bersentuhan dengan lantai.
"Ai, bangun nak," panggilnya lagi dengan lembut.
Kamu mulai membuka mata begitu mendengar seseorang memanggil namamu. Kamu melihat Krystal duduk di depanmu seraya mengulas senyum. Tak hanya itu, kamu juga merasa tangan lembut wanita itu membelai suraimu.