Suara pintu dibuka dengan kekuatan penuh, terdengar menggema dari dalam ruangan. Pintu kerja milik Chan dibuka secara beringas oleh seorang dokter spesialis anak lainnya yang bernama Wang Yiren. Keponakannya sendiri.
Garis wajah murka, hentakan kaki yang penuh tekanan dan bantingan pintu sekali lagi Chan dapatkan dari Yiren. Keponakannya itu datang ke ruangannya membawa seluruh emosinya. Chan tidak paham kenapa pada jam sepuluh pagi dimana sang mentari baru naik, wanita cantik itu tiba-tiba menemuinya tanpa memberitau lebih dahulu. Manapula kehadirannya tidak sopan, tanpa mengetuk pintu dan menyapa. Akan tetapi meski diperlakukan demikian, Chan tidak terlalu realistis. Dia sudah tau sikap keponakannya kalau sedang marah.
Cuma Chan menyayangkan pintu ruang kerjanya yang dibanting Yiren tadi. Ia tidak mau membayar asuransi perbaikan pintu karena ulah keponakannya itu. Tadi Yiren membantingnya kencang sekali. Ia takut engsel pintunya lepas.
"Kenapa Ren?" tanya Chan saat mendapati Yiren melangkah ke arahnya. Ia melangkah dengan menggebu-gebu sampai menimbulkan bunyi sepatu beradu dengan lantai—sangat keras.
"Dimana Ai? Dimana om sembunyiin Ai?" Yiren balik bertanya tanpa tedeng aling-aling. Mengabaikan kernyitan samar yang perlahan muncul di dahi sang paman.
"Kenapa bertanya sama om? Om gak tau kemana Ai," jawab Chan tak mengerti. Apa maksudnya coba?
Yiren menyeringai mendengar jawaban omnya. Ia tidak percaya begitu saja. Ia pun bertanya sekali lagi seraya mencondongkan tubuhnya ke arah sang paman, "I ask you once again, uncle. Where is my sister?"
"Om gak tau. Dibilangin ngeyel. Seharusnya kamu tanya suaminya!" Chan meninggikan nada bicaranya begitu merasa terintimidasi.
"Bohong! Om Chandra pasti bohong!" tuduh Yiren seraya menunjuk Chan tepat di kedua manik jelaga milik lelaki di hadapannya.
"Om gak bohong, Yiren. Sumpah demi Tuhan, om gak tau keberadaan Ai." Chan mengangkat tangan kanannya. Ia pun berekspresi serius agar keponakannya percaya. Lagipula yang dikatakannya itu benar. Ia sendiri tidak tau keberadaan kamu.
Mendapati kejujuran pada binar manik jelaga omnya, yang lebih muda lantas menjauhkan tubuhnya dan menarik kursi di sebelahnya. Yiren lalu menduduki kursi tersebut seraya memijat pangkal hidungnya. Dirinya sedang pusing lantaran kamu mendadak hilang. Di usia kandunganmu sekarang, kalau kamu tidak berada di tempat yang aman, Yiren tidak dapat membayangkan resikonya. Apalagi bayi kamu kembar. Tidak menutup kemungkinan akan melahirkan prematur.
"Kenapa sih? Ada masalah emang sama Ai?" Chan mencoba bertanya baik-baik.
"Ai hilang. Diculik." balas Yiren cepat
"Hah?"
Sang paman tidak dapat menutupi raut wajah terkejutnya. Indra pendengarannya tidak mungkin salah menangkap apa yang dikatakan oleh Yiren. Kamu hilang dan diculik. Oleh siapa? Siapa yang berani menculik kamu?
KAMU SEDANG MEMBACA
[1/2] Nebula ✖ Lee Felix (Sudah Terbit)
FanficBagi Felix, gue adalah nebula. Tidak terlihat. Sebagian scene dihapus untuk proses terbit