十一 | Honeymoon Avenue #1

17.4K 1.9K 670
                                    

⚠ little mature content

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

little mature content



Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali at 9 : 15 pm WITA



Adalah salah satu pulau yang dulu ingin sekali gue kunjungi dari papa masih hidup sampai sekarang. Gue bersyukur, akhirnya gue bisa menginjakkan kaki di Bali.

Pesawat yang gue tumpangi baru saja landing setelah satu jam lamanya mengawang di udara. Gue dan penumpang lainnya bergegas turun saat pintu keluar terbuka. Dengan digandeng Felix, gue keluar dari pesawat.

Setelah mendapat koper masing-masing, gue dan Felix melangkah ke bagian check in atau kedatangan. Di sana agak lama soalnya antriannya panjang. Ada dua pesawat yang lebih awal landing-nya dibanding dengan pesawat yang gue tumpangi tadinya.

Ah, ya. Gue dan Felix berangkat dari kota asal sekitar jam 8 malam. Terus take off-nya jam 8 lewat 45 menit. Mama sengaja booking tiket pesawatnya yang memliki jam terbang malam. Biar gue dan Felix sampai di sana bisa langsung istirahat. Jalan-jalannya besok pagi gitu.

Gue dari tadi celingukan ke stand konsumsi di dekat pintu masuk bandara. Muffin di etalase roti bikin gue pengen. Gue kan laper banget. Makan malam tadi jam tujuh. Terus di pesawat, Felix gak mengizinkan gue pesan makan. Katanya mahal.

Padahal dia banyak uangnya loh. Maklum. Kalau ke gue jadi kikir. Coba ke Yiren. Hhh

"Lix," gue mencolek bahu Felix di depan gue. Felixnya menengok.

"Laper.."

Felix menatap gue malas, "Nanti aja di hotel."

Lapernya sekarang masa baru di hotel sih yang mau makan? Keburu nafsu makan gue hilang terevaporasi begitu saja.

Akhirnya gue memilih diam dan menunggu antrian check in selesai.



Jam pun menunjukkan pukul 9 lewat 45 menit sekarang. Gue udah selesai dan bergegas keluar dari bandara. Felix tampak sibuk dengan ponselnya. Sementara gue mengamati mobil-mobil yang berlalu lalang di depan kami.

"Nunggu apa?" tanya gue ke Felix. Sebenarnya mau pakai kata "kita", cuma Felixnya nanti nyinyir.

"Nunggu Grab. Kita naik Grab ke hotel."

Gue ber'oh'ria. Sedikit senang Felix menyebut, "Kita". Jarang sekali dia bilang seperti itu.

Emang mama bilang sebelum kita berangkat, kalau udah sampai di Bali, mending pesen Grab atau Uber aja. Lebih murah dibanding naik taksi di Bandara.

"Hotelnya dimana?" tanya gue lagi.

"Di Kuta."

Udah. Segitu doang konversasinya. Gue bingung mau tanya apa lagi. Kalau gue banyak tanya nanti dikatai kepo.

[1/2] Nebula ✖ Lee Felix (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang