"Jadi, ada perlu apa seorang Dahyun Siregar bertandang? Setelah sembilan belas tahun kamu menelantarkan anakmu di panti asuhan?" tanya seorang wanita paruh baya yang begitu menawan di hadapan Dahyun suatu hari di sebuah ruangan yang tak begitu luas, namun dipenuhi beberapa tumpukan dokumen-dokumen di berbagai sisi.
Yang ditanya hanya mengulas senyum cantiknya. Sambil berucap, "aku mau menemui Ai. Membawanya pergi dari sini. Aku merindukannya."
Wanita berseragam putih dan biru muda itu terhenyak. Ia sudah tau bahwa kedatangan Dahyun adalah menjemput kamu. Yah, kalau seandainya kamu masih di sini. Tapi ia lebih tau sesuatu. Wanita itu sedang berbohong.
"Sayangnya, Ai sudah tidak tinggal di sini lagi sejak dua bulan yang lalu." jawabnya.
"Kemana?" tanya Dahyun pura-pura tidak tau. Padahal ia sudah yakin bahwa yang ditemuinya kapan hari itu adalah kamu.
Sejeong—nama wanita di hadapan Dahyun—membuka laci meja kerjanya sebagai kepala panti asuhan sejak sembilan belas tahun yang lalu. Ia mengeluarkan sebuah foto cetak dimana di sana terdapat kamu yang baru saja dinikahi oleh Felix.
Ia pun menyodorkan foto itu kepada Dahyun. Respon yang tidak terduga, Dahyun terbelalak kaget melihatnya. Wanita itu kaget karena melihat Felix. Bukan karena melihat kamu yang terlihat anggun dengan kebaya putih menjuntai ke lantai.
"Felix? Ia istri Felix? Ia sudah menikah?" tanya Dahyun masih dalam kekagetannya.
"Ya. Dia sudah dibawa dan dinikahi Felix sebulan yang lalu." jawab Sejeong. "Aku tak mengabarimu karena kamu pasti akan menghancurkan pernikahannya saat itu. Jangan berbohong lagi. Kamu pasti akan menyembunyikannya agar ia tidak ditemukan oleh keluarga Chalen kan?"
Mendengar perkataan Sejeong yang sedikit sarkastik di akhir kalimat, tak ayal Dahyun langsung berdiri dan menggebrak meja kerja Sejeong sampai wanita itu berjengit kaget.
"Kenapa terjadi?! Kenapa kakak biarkan Ai menikah dengan Felix?!" bentak Dahyun.
Ia tidak peduli orang lain di luar ruangan akan mendengarnya. Ia marah. Ia marah tau sang anak yang pernah dititipkannya di sini sudah menikah tanpa persetujuannya. Jauh-jauh Dahyun bertandang kemari dari luar kota, langsung disuguhi berita yang mengejutkan.
Sejeong menyilangkan tangannya di depan dada. Tak lupa ia memandang datar Dahyun yang terlihat murka dibalik riasan mewahnya.
"Kenapa? Ai milik Felix kan? Sebagaimana perjanjian itu dilaksanakan. Dimana Hanbin menyerahkan anaknya kepada keluarga Chalen. Seharusnya kamu tidak kaget. Kan dulu kamu tau sendiri."
Dahyun lantas tertawa sumbang. Layaknya nenek-nenek jahat di film-film kolosal yang tayang di tv. "Ah, bodohnya Hanbin. Merelakan anaknya hanya untuk sahabatnya. Bodoh sekali. Bahkan dirinya juga merelakan miliknya tertanam di tubuh Felix dan mati begitu saja tanpa imbalan." ucapnya penuh sarkasme.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1/2] Nebula ✖ Lee Felix (Sudah Terbit)
FanficBagi Felix, gue adalah nebula. Tidak terlihat. Sebagian scene dihapus untuk proses terbit