Tengah malam gue tiba-tiba terbangun karena kebelet pipis dan juga lapar. Gue mengecek kondisi sekitar yang sekiranya dapat gue pintai tolong. Gue masih sedikit pusing dan meriang. Gue pun rasanya gak mampu berjalan ke dapur seperti ini.
Netra gue masih beredar di seluruh sudut kamar. Naasnya gue gak menemukan keberadaan Felix. Entah kemana laki-laki itu, gue gak tau. Pun gue gak mau tau. Gue gak mau overthinking lagi tentangnya. Kalau dia pindah ke kamarnya sendiri gue gak apa. Gue tau dia masih marah dengan gue meski tadi sempat perhatian ke gue. Gue lalu memutuskan untuk ke kamar mandi sendiri dan mengambil makanan.
Fyi, gue semenjak hamil mendadak menjadi kalong. Suka makan di tengah malam. Sejak kandungan gue masih muda sampai sekarang.
Sebelum gue keluar kamar, gue membenahi kemeja Felix yang membalut tubuh gue. Kemejanya gak terlalu kekecilan, malah pas di tubuh gue. Hanya saja ini tipis banget. Tubuh gue sampai kelihatan, apalagi bagian dada. Nyeplak banget di bagian puting dan areolanya. Gue gak pakai dalaman. Emang sengaja biar gak sesak pas tidur.
Sembari berpegangan pada benda-benda yang sekiranya dapat gue jadikan tumpuan, gue melangkah keluar kamar menuju dapur. Gue sambil baca ayat suci biar gak ketemu jurig. Gue kan takut jika tiba-tiba ada jurig muncul sewaktu gue jalan. Kalau jurignya modelan Felix, gue gak masalah. Bisa gue tampar. Gue masih agak sedih kalau ingat kejadian ditampar Felix. Meski tangannya kecil begitu, dia menamparnya memakai tenaga dalam sampai pipi gue memar.
Itu katanya yang sudah mencintai gue. Cukup tau.
Setibanya di dapur, gue bergerak ke kamar mandi dulu. Hasrat mikturasi gue mulai gak tertahankan. Gue menuntaskan panggilan alam sejenak kemudian cuci tangan. Selepas itu gue bergerak mengambil makanan di meja makan. Untungnya masih ada sisa sepiring ayam kecap dan capjay di atas meja. Dengan mengucap bismillah, gue mulai makan di tengah malam.
Gue makan dengan kecepatan medium saat ini (walau gue masih pusing). Biasanya gue makan dengan kecepatan slow sembari menonton vlog Cream Heroes di ponsel. Berhubung ponsel gue sudah tewas di tangan Felix, gue gak bisa nonton lagi. Bisa sih, cuma lewat laptop. Gak memungkinkan bagi gue sekarang makan sambil nonton vlog di laptop.
Beberapa menit berlalu makan di tengah malam akhirnya usai. Gue gak langsung balik ke kamar melainkan duduk seraya mengusap perut. Si kembar bangun di dalam sana. Mereka bergerak-gerak sampai gue merasa geli sekaligus nyeri.
"Seneng ya nak, udah makan," sahut gue. Gue langsung mendapat dua tendangan sekaligus dari dalam perut.
Gue memekik pelan namun setelahnya tertawa. Gue merasakan euforia yang sangat besar ketika gue berinteraksi dengan si kembar. Gue dulu memang gak berharap mereka ada karena hubungan gue dan Felix masih seperti itu. Akan tetapi setelah mereka tumbuh dan bergerak di dalam perut gue, rasa sayang gue dan penantian gue terhadap mereka semakin besar. Gue mungkin akan bahagia walau hanya bersama si kembar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1/2] Nebula ✖ Lee Felix (Sudah Terbit)
FanfictionBagi Felix, gue adalah nebula. Tidak terlihat. Sebagian scene dihapus untuk proses terbit