九 | Berdamai dengan Kamu

13.6K 2K 734
                                        

"Hei, Ai, lama gak ketemu!" sapa kak Yuju begitu gue baru masuk ke kafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei, Ai, lama gak ketemu!" sapa kak Yuju begitu gue baru masuk ke kafe. Omong-omong, dia senior gue di kafe.

"Hei, kak. Aku sakit kemarin. Baru sembuh," balas gue sambil tersenyum.

Kak Yuju tampak terkejut mendengarnya, "loh ya? Sakit apa?" tanya ia

"Pinggangku retak dan sekarang udah agak mendingan kok."

"Ya ampun. Semoga lekas sembuh ya, Ai." ucap kak Yuju sebelum menepuk bahu gue lalu berlalu ke dapur.

Gue mengangguk kemudian melangkah ke loker. Menyimpan tas dan mulai berganti baju.

Yah, seminggu sudah berlalu. Tidak ada yang istimewa untuk diceritakan. Semuanya biasa saja. Mulai gue yang sering menangis di malam hari karena teringat mama, gue jarang makan dan berujung kena maag, serta gue yang mengasingkan diri sambil mengerjakan tugas kampus selama gue gak masuk.

Seminggu ini gue gak pulang ke rumah. Gue mendekam di rumah Jisung. Karena gue pikir, lebih baik berada di sana ketimbang pulang ke rumah Felix. Yang ada gue kena depresi daripada sembuh. Lumayanlah, di rumah Jisung gue bisa terhibur dan melupakan masalah gue barang sejenak. Gue juga gak pegang ponsel sama sekali seminggu itu. Efeknya luar biasa. Gue bahagia.

Setelah selesai berganti baju, gue memasuki dapur kafe. Pekerjaan gue kalau di kafe selain menjadi barista, ya tukang cuci piring dan alat makan lainnya. Gue dulu gak bisa masak, makanya gak daftar sebagai koki kafe yang gajinya lumayan lebih besar dari gaji gue.

"Aiiiii, akhirnya masuk juga kamu!" seru Sanha dari depan kompor. Sontak saja semua karyawan kafe di dapur menoleh ke gue semua.

Gue tersenyum kikuk. Berasa apa gitu.

Chaeyeon langsung menghampiri gue. "Udah sembuh?"

"Lumayan sih," jawab gue

"Jangan kerja terlalu berat dulu deh. Lagian bos juga gak bakal marah. Dia udah tau kalo kamu sakit,"

Gue mengangguk. Chaeyeon pasti yang izinin gue ke bos kafe. Soalnya yang tau gue sakit cuma Chaeyeon sama Sanha—temen satu kafe.

"Aku mau cuci piring dulu ya. Tuh wastafelnya penuh," pamit gue sambil menunjuk wastafel. Chaeyeon menoleh sekilas lalu mengangguk.

Gue pun melangkah ke wastafel untuk mencuci piring. Sebelumnya gue memakai celemek dan menggulung lengan kemeja gue biar gak basah. Gue pun mulai mencuci piring kotor itu.

Selagi gue mencuci piring, seseorang menghampiri gue. Dia berdiri di dekat gue.

"Hei,"

Gue menengok. "Oh, Sanha. Kenapa?"

Sanha celingukan sejenak. Lalu sedikit merundukkan kepalanya. Dia kan tinggi, nah gue pendek. Dia selalu agak merunduk kalau lagi ngomong sama gue. Katanya biar gue dengar.

[1/2] Nebula ✖ Lee Felix (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang