三十九 | Pernyataan

10.1K 1.2K 343
                                    

"Lix, nanti sore mama mau ajak Ai ke temen mama," kata mama di pagi hari saat kita sedang sarapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lix, nanti sore mama mau ajak Ai ke temen mama," kata mama di pagi hari saat kita sedang sarapan. Hanya gue, Felix, mama dan Chaewon yang ikut makan. Sedangkan papa mertua gak ikut karena berangkat ke luar kota dua hari yang lalu.

"Mau ajak kemana?" tanya Felix. Suaranya masih agak serak. Dia demamnya sudah reda, cuma suaranya yang belum balik.

"Ke temen mama. Si pelatih senam ibu hamil," katanya sambil senyum cantik luar biasa. "Sekalian lah nanti ke mall. Beli baju buat cucu-cucu mama." sambung mama. Gue gak merespon karena gue masih mengunyah makanan. Sejujurnya gue baru tau mama mau mengajak gue ke sana.

"Dimana? Jauh gak? Lama?" tanya Felix berturut-turut tanpa mengalihkan pandangan dari makanannya.

"Gak jauh kok. Deketnya kampus. Paling sebelum isya' udah pulang." jawab mama lagi

"Kasih tau alamatnya aja. Biar Felix aja yang anter." suami gue merespon kembali. Tapi dengan nada tegas tak ingin dibantah. Yah, begitulah Felix. Mulai overprotektif dan posesif. Gue sampai heran kalau membandingkan Felix yang dulu—yang jahatnya naudzubillah—dengan Felix yang sekarang.

Chaewon tampak menelan makanannya lalu menunjuk Felix dengan sendok makannya. "Tumben protektif banget." celetuknya

"Masalah?" ketus Felix. Gue langsung mencubit pahanya. Tak ayal pemuda di samping gue itu menoleh dan memberikan gue pelototan mata. Lagian dia jawabnya ketus banget padahal saudara kembarnya sendiri.

Kembaran Felix itu mengedikkan bahunya tak acuh. "Enggak sih. Cuma heran aja. Tiap hari tambah over protektif. Tiap Ai mau pergi mesti diinterogasi dulu, bahkan sampai gak diizinin,"

Gue mengangguk dalam diam. Chaewon benar. Felix terlalu over protektif dengan gue. Gue mau pergi aja, selain ke kampus, pasti bakal ditanyai mulai dari sama siapa sampai apa yang gue dapat jika gue pergi ke sana. Dia juga posesif ke gue. Dekat Jisung, marah dan cemburu. Dekat Junkyu, gue didiamkan selama sehari. Dapat chat dari kak Chan, Felix banting hp gue ke karpet—yang untungnya gak pecah. Omong-omong kak Chan ngechat gue lagi beberapa hari yang lalu, cuma gue gak tau isinya apa karena keburu dihapus sama papahnya adek.

"Aku cuma mau melindunginya," sambarnya lekas.

"Melindunginya dari apa?" tanya Chaewon. Wajah Chaewon dapat gue lihat seolah-olah sedang mengejek Felix. Wah, mereka sedang bersiteru kawan.

"Dari makhluk jahat."

Gue menendang kakinya pelan atas perkataannya. Makhluk jahat yang bagaimana maksudnya? Setan?

"Yah, padahal kalau mama yang antar kan bisa dapat diskon, Lix," mama kembali bersuara saat suasana mulai tenang dan hanya terdengar suara dentingan alat makan beradu.

Felix meneguk segelas air sampai tandas, kemudian menaruhnya di tempatnya kembali. Dengan santainya Felix menjawab, "kayak mama gak bisa keluar uang banyak aja. Nyari yang diskonan," jawabnya.

[1/2] Nebula ✖ Lee Felix (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang