三十 | Psithurism

12.3K 1.7K 699
                                    



"Gak kuliah kamu?" tanya Felix ke gue di pagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak kuliah kamu?" tanya Felix ke gue di pagi hari. Gue sedang duduk di kasur sambil main ponsel dia.

Gak main sih. Gue buka aplikasi shopping dia di ponsel. Gue baru tau kalau dia punya aplikasi seperti itu.

"Masuk siang jam sembilan." jawab gue singkat. Gue sibuk mencari baju-baju di katalog online-nya. Bagus-bagus kelihatannya. Terus banyak promo. Jadi pengen beli.

Apa gue minta aja ya ke Felix? Dia kan punya banyak uang. Kalau gue beli banyak pun dia gak bakal kehabisan uang. Gue pun asyik berselancar di aplikasi tersebut. Tak lupa setiap barang yang gue anggap bagus, gue masukin ke panel keranjang.

Jiwa-jiwa shopping gue meraung saat ini. Jujur aja sih, selama ini gue jarang beli baju. Gue kebanyakan pakai baju bekas hasil donasi ke panti asuhan. Terkadang ada juga baju baru. Tapi jumlahnya tak sebanyak baju-baju bekas hasil donasi itu. Gue sebenarnya setiap kali gajian, ingin membelanjakan uang gue. Namun gue masih memikirkan anak-anak di panti asuhan yang jumlahnya kian hari kian bertambah—meskipun jumlah kiriman yang dikirimkan oleh komite alias ayahnya Felix terbilang besar setiap bulannya, terkadang habis juga.

Sibuk dengan dunia sendiri, tanpa sadar Felix telah rapi dengan setelan kemejanya dan siap berangkat kerja. Gue buru-buru menutup aplikasi shopping-nya ketika merasa dia mulai mendekat.

"Ini ponselnya." gue menyodorkan benda petak itu padanya. Felix langsung mengambilnya tanpa bertanya banyak hal.

Padahal gue ingin dia tanya gue abis ngapain dengan ponselnya.

"Kamu gak buka aplikasi pesan saya kan?" Felix berbalik dan melontarkan sebuah pertanyaan.

Gue menggeleng, "enggak tuh."

Bukan pertanyaan itu yang gue mau, mas.

"Oh,"

Gitu doang???

Mukanya datar pula pas ngomong. Gak ada takut-takutnya ponselnya abis gue pakai—barangkali dia takut chat dia dengan Yiren gue baca. Maaf aja nih, gue gak kepo. Cuma pengen baca doang.

"Anu...Lix," panggil gue saat dia sedang memakai parfum di depan kaca rias.

"Ya?"

"Itu...aku pengen beli baju." pancing gue.

"Ya tinggal beli," jawabnya enteng.

BELI PAKE APA??? UANG AJA KAGAK ADA

Gak peka si Felix tuh. Kesel gue jadinya. Coba kalau Yiren. Pasti dia pekanya keterlaluan.

"Gak jadi deh."

Bibir gue perlahan melengkung ke bawah. Gue cepet banget moodswing-nya. Semenjak hamil nih gue jadi orang yang super sensitif.

[1/2] Nebula ✖ Lee Felix (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang