Bagian Tiga.
Jangan salahkan aku,
Saat aku mengejarmu.
Siapa suruh mempunyai iris mata sebagus itu?__Dila, yang terlanjur terpesona__
•
•
•🦄
"Dila?" Ruby bertanya heran seraya melepas sebelah headshet-nya. Ia melirik sahabatnya yang tiba-tiba datang lalu menyampirkan bahu padanya.
Mendengar isak tangis Dila, membuat Ruby akhirnya paham. Selalu saja begini. Dila tak pernah belajar dari pengalaman. Gadis itu menghela nafas seraya mengelus punggung sahabatnya berusaha menenangkan suasana hati Dila.
"Kan udah gue bilang," Ruby menghela nafas lagi berusaha melembutkan suaranya. "Jangan deket-deket Vano lagi. Lo suka boleh, Dila. Gue nggak pernah ngelarang lo suka sama siapapun, bahkan sama dia sekalipun. Tapi kalo ujung-ujungnya dia cuma bisa buat lo nangis. Gue nggak bisa biarin. Berhenti ngejar dia ya,"
Disela tangisnya, Dila menggeleng. "Nggak bisa, By. Gue ... suka ... sama ... Vano,"
"Tapi nggak gini juga caranya. Nggak dengan lo harus nyakitin diri lo sendiri. Sebelum jatuhin hati sama seseorang, lo harus belajar suka sama diri lo sendiri dulu."
"Sini liat gue." Ruby mengarahkan bahu Adila agar menghadap kearahnya. Iris hitamnya menyelami bola mata coklat milik sahabatnya. Iris coklat itu sudah dibanjiri air mata. "Suka sama seseorang sah-sah aja. Tapi, nggak boleh sampe berlebihan sampai ngebiarin hati lo luka untuk kesekian kali. Daripada lo buang-buang waktu dan air mata lo, mending mundur, Dila. Percuma lo ngejar-ngejar dia. Lo capek aja dia bodo amat sama elo. Elo harusnya sadar!"
Dila menatap Ruby sebentar, lantas kembali menunduk. Memilin kedua tangannya di bawah lipatan roknya. "Gue belum mau, nyerah, By." sahutnya pelan.
"Astaga, Dila!" Ruby melepaskan tangannya di bahu Dila. Ia menggeleng tak habis fikir.
"Gue bilangin ke Abang lo ya! Lo kenapa kepala batu banget sih?!"
"By,," rengeknya.
Ruby mengibaskan tangannya saat Dila berusaha menggapainya. "Gue nggak suka lo nangis mulu. Lo ngertiin gue sekali aja, bisa nggak?"
Ia menghembuskan nafas pelan, lalu menatap kearah lain. Tidak mau menatap sahabatnya. Dila yang tau jika Ruby sedang ngambek menggoyang-goyangkan lengan Ruby.
"Ruby,,,"
"By,,," Ruby sama sekali tak meresponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITY [Tamat]
Science Fiction"Lo itu gue ibaratin venus flytrap. Gue kupu-kupu-nya. Gue yang udah terperangkap di ruang lo. Mana mungkin bisa keluar. Bahkan kemungkinan terburuknya ialah sang kupu-kupu itu mati. Karna satu kali kesalahan hinggap di daun lo. Ya, begitulah sekir...