Bagian Lima.
Kan ku kejar kamu sejauh apapun kau memberi jarak.
Kan ku kejar kamu sekencang apapun kau berlari.
Kan ku kejar kamu sebanyak apapun kau menyakiti.
Karna, sejak mata kita bertemu.
Aku sadar aku tidak salah menjatuhkan hati padamu.__Dila yang begitu percaya diri__
•
•
•🦄
"Dek ..."
"Dila ..."
"Sayang ..." panggilan itu terdengar samar-samar ditelinga Dila. Matanya mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.
Dila melenguh pelan, ia bangkit sambil mengucek kedua matanya. "Bunda?" tanyanya heran mendapati Bundanya sudah ada didepannya.
Seakan baru mengingat sesuatu ia menatap sekelilingnya. Seingatnya semalam--
"Kenapa kamu?" tanya Bulan.
"Ah? Nggak papa kok, Bun." Dila nyengir. "Bunda ngapain ke kamar Dila?"
Bulan mengerutkan keningnya. "Ya, bangunin kamulah. Tunggu, Bunda mau nanya, kenapa kamu tidurnya di sofa bukannya kasur? Kamu kan nggak bisa tidur disitu."
Dila bahkan baru sadar jika faktanya ia memang tidak bisa tidur di sofa. Baginya, jika ia tidur di sofa pasti tidak nyenyak. Tapi, entah kenapa semalam tidurnya begitu nyenyak. Sampai-sampai ia tidak sadar pukul berapa cowok itu keluar dari kamarnya.
Dila nyengir saat melihat Bulan memicingkan mata kearahnya. "Dila cuman mau nyari suasana baru, Bun. Makanya nyoba tidur di sofa. Tidurnya sama Aquila kok."
"Oh iya Bunda semalam pulang jam berapa?" tanyanya sambil menyingkap selimut.
Wait--selimut?
Seingatnya semalam ia sama sekali tak memakai selimut karna saking ngantuknya. Tapi, apa jangan-jangan Vano yang ngasih dia selimut?
Jika benar begitu, Dila tak bisa menahan senyumnya.
"Jam 12 setengah, kalo nggak salah. Kamu emang nggak sadar kalo semalam Bunda masuk kamar kamu?"
"Hah?" respon Dila yang kelewat kaget tentu saja membuat Bulan heran.
"Bunda semalam ke kamar aku?" Bulan mengangguk, meski belum mengerti maksud putrinya ini. "Kan Bunda yang nyelimutin kamu." balas Bunda yang langsung menyurutkan senyum Dila.
Kok kayak ada bunyi patahan ya?
Vano bener-bener cowok kampret!
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITY [Tamat]
Science Fiction"Lo itu gue ibaratin venus flytrap. Gue kupu-kupu-nya. Gue yang udah terperangkap di ruang lo. Mana mungkin bisa keluar. Bahkan kemungkinan terburuknya ialah sang kupu-kupu itu mati. Karna satu kali kesalahan hinggap di daun lo. Ya, begitulah sekir...