23 | Permintaan Kedua

7.1K 609 11
                                    

Bagian Dua Puluh Satu.

Jangan tanya seberapa sakit yang telah kau toreh di hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan tanya seberapa sakit yang telah kau toreh di hati.
Karna, saking seringnya kau sakiti.
Aku sampai tak terluka lagi saat kau perlakukan dengan sejahat ini.


__Dila, cewek paling nekat yang pernah Vano kenal__



🌛


Dila mungkin saat ini tengah menderita penyakit Smiling Depression alias depresi tersenyum. Lantaran cewek itu tidak bisa berhenti tersenyum sejak ia tiba di kelasnya. Membuat sahabatnya, Ruby mengerutkan kening heran melihat tingkah Dila.

"Kenapa?" Ruby itu orangnya to the point. Kalo laper, ya makan. Kalo ngantuk, tidur. Kalo gabut, nyanyi.  Dan kalo penasaran, tanya. Ruby emang nggak seribet Diva.

"Lo, penasaran kan?" tak lupa cengiran tak berdosa cewek centil itu tampilkan. "Gue seneng banget, Bebeb Rubayy!"

Ruby menatapnya jijik, "Nggak."

"Ye!" sambil mendorong pelan bahu Ruby. "Lo tau nggak semalam gue habis ngapain sama Vano??" katanya semangat sampai-sampai tak mengontrol suaranya.

"Ngapain? Paling Vano ninggalin lo."

Jleb.

Ruby itu emang sahabat kampret sekampret-kampretnya ya!

"Kali ini enggak, By. Gue kan waktu itu bilang sama lo kalo Vano ngasih," Dila kemudian sudah larut dengan ceritanya dari mulai cerita tentang Vano yang mau meminjamkannya jaket, meskipun terpaksa. Sampai tentang Vano yang memberikannya tiga permintaan yang akan laki-laki itu tepati.

Hampir semuanya Dila ceritakan pada Ruby yang mendengarkan cerita Dila dengan tenang. Tanpa berniat untuk menyelanya sedikitpun. Itulah,  salah satu alasan kenapa Dila lebih leluasa bercerita pada Ruby dibanding dengan Yasha dan Diva. Meskipun begitu, kadang-kadang peran Yasha dan Diva amat sangat diperlukan bagi Dila yang memang haus akan kata-kata bijak. Meski ada beberapa yang tak gadis itu ceritakan terutama tentang Dila yang tau tempat-tempat rahasia milik Vano.

"Dia ngambil bekel gue masa'," Dila berucap sambil menangkup kedua pipi chubby-nya. Ia nyengir, "gini aja gue udah bahagia, By. Apalagi kalau dia jadi cowok gue."

Ruby memasang headshet-nya kembali. Sembari mengotak-atik hpnya mencari aplikasi Joox untuk memutar lagu. Ia menyahut, "Kenapa lo nggak pake aja sisa permintaan lo itu?" ujarnya santai sontak membuat tubuh Dila kontan menegak  ditempatnya.

"Emang," Dila memutar tubuhnya menghadap Ruby. "Vano mau?"

"Kata lo dia janji bakal ngabulin tiga permintaan lo. Buktinya, waktu lo minta jalan-jalan. Dia mau. Toh, kenapa nggak lo manfaatin, Senja Adila." sindir sahabatnya.

GRAVITY [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang