Bagian Sepuluh.
Kau tak pernah diajari untuk membalas setiap kebaikan yang orang beri padamu, ya?-Dila
Bacot.
__Satu kata keramat Vano yang bisa buat Dila keki sendiri__
•
•
•🌛
Mentari belum bersinar terang pagi itu juga burung-burung yang belum keluar dari sangkarnya. Menjadi pemandangan yang didapati gadis itu kala ia berjalan dengan langkah santainya menuju sekolah.
Jam ditangannya masih menunjukkan pukul 6 tepat. Tapi Dila, cewek dengan muka menggemaskan itu sudah anteng berada di sekolah. Tak luput dengan senyum yang senantiasa melingkupi sudut bibirnya.
Iya, Dila tengah bahagia sekarang. Dan kalian pun bisa menebak siapa alasannya.
Bahkan, bundanya sampai heran melihat Dila yang biasanya molor setelah azan shubuh. Pagi itu saat matahari belum terbit malah sudah siap dengan seragam sekolahnya. Karna tau abangnya belum siap-siap makanya, Dila berangkat sendiri ke sekolah. Itupun setelah mengutarakan alasan panjang lebar yang memakan waktu selama 5 menit agar bundanya mengizinkan.
Dan bertepatan dengan gadis itu datang, satpam sekolah mereka bahkan baru saja membuka gerbang sekolah. Setelah menyapa pak satpam dengan cengiran andalannya, gadis itu lalu melangkah masuk kedalam kelas. Tak menghiraukan tatapan heran sang satpam. Ya, faktanya itu adalah waktu terawal bagi seorang Dila berangkat sekolah.
Memang efek jatuh cinta sedahsyat itu, ya?
🌛
Selepas menyimpan tas didalam kelasnya. Dila keluar kelas lantaran teman-teman sekelasnya tak ada yang masih datang. Dila berjalan menyusuri koridor tiap kelas yang nyaris semuanya masih tertutup. Dila lantas berbelok ke koridor yang mengarah ke lapangan.
Sama sekali tak ada manusia satupun. Dila kembali berjalan menyusuri koridor itu. Dila sekarang mendekati ujung koridor. Tepatnya, Dila sudah mencapai area belakang sekolahnya.
"Mendadak auranya suram," gumam Dila saat melihat sekelilingnya yang sepi, serem kayak kuburan.
Sebelum kakinya memutuskan untuk berbalik, tiba-tiba gadis itu mendengar suara. Dila yang memang sejak lahir punya tingkat kekepoan yang tinggi, tanpa pikir panjang lagi langsung berlari kesumber suara. Kedengarannya sih seperti sesuatu yang dipukul beberapa kali ke tanah. Dan karna semakin penasaran Dila berlari melewati taman belakang sekolah, tempat ia berdiri tadi.
Suaranya kedengaran dibalik tembok yang sudah dipenuhi semak belukar. Menajamkan indra pendengarannya lagi dan suara itu semakin terdengar jelas dari sini. Dila yakin ada sesuatu di balik tembok itu. Berbekal dengan keberanian yang ia kumpulkan, Dila mengais-ngais segala macam tanaman liar yang ada. Agak susah sih memang, saking banyaknya semak belukar itu. Tapi dengan sedikit kegigihan Dila akhirnya bisa menyelinap masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITY [Tamat]
Science Fiction"Lo itu gue ibaratin venus flytrap. Gue kupu-kupu-nya. Gue yang udah terperangkap di ruang lo. Mana mungkin bisa keluar. Bahkan kemungkinan terburuknya ialah sang kupu-kupu itu mati. Karna satu kali kesalahan hinggap di daun lo. Ya, begitulah sekir...