Bagian Empat Puluh Enam.
U-WOW!
Satu kata andalan Dila yang mengalahkan kata bacot, andalan Vano💜
Senja Adila
&
Erlangga Stevano___Seuntai kisah dua pasangan yang kuharap tak membuat kalian bosan membacanya___
•
•
•🌛
Tinggal sedikit lagi.
Tinggal sedikit lagi hasil karyanya siap.
Tinggal beberapa goresan lagi.
Dan doodle bermotif wajah Vano nyaris terbentuk.
Dan menampilkan sketsa wajah Vano persis seperti replika nyata wajah laki-laki itu.
Tampan. Tak bercela.
Hanya saja, disaat Dila sedang menikmati waktu tenangnya. Disaat itulah, bom atom seolah datang.
Boom!
"ABANG!" teriak Dila refleks bersamaan dengan kertas gambarnya yang terjatuh ke lantai balkon. Dila spontan menggeram.
Dila menatap sedih gambarannya yang tergeletak dengan goresan melintang tepat dibagian pentingnya.
Dila spontan memekik.
Riksa sontak mengeplak kepala adik kecilnya, pelan. "Lebay." cibir cowok dengan mata sama persis dengan Bintang. Ibarat kata Riksa ini copy paste-nya Bintang waktu remaja.
Dila mendongak menatap abangnya. Sembari mengelus kepala, ia mendumel. "Abang, resek!"
Riksa berpindah tempat dari samping adiknya menjadi ke arah depan. Cowok dengan perawakan tinggi itu, lantas membuang kodok jadi-jadian yang tadi ia gunakan untuk mengusili adiknya.
"Sama kodok mainan aja takut." ujar Riksa. "katanya anak bio."
Dila melotot tak terima. "Kata siapa Dila takut?! Dila tadi kaget tau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITY [Tamat]
Science Fiction"Lo itu gue ibaratin venus flytrap. Gue kupu-kupu-nya. Gue yang udah terperangkap di ruang lo. Mana mungkin bisa keluar. Bahkan kemungkinan terburuknya ialah sang kupu-kupu itu mati. Karna satu kali kesalahan hinggap di daun lo. Ya, begitulah sekir...