Bagian Tujuh Puluh.
Banyak sudah tahun yang terlewati.
Tak menyangka, jika aku bisa menunggumu se-lama ini. -Adila•
•
•🌛
Aku rindu.
Rindu untuk melakukan hal tidak biasa demi menarik perhatianmu.
Rindu untuk mengirimkanmu burung kertas, berharap jika salah satu surat yang ku tulis itu sekiranya dibaca olehmu.
Rindu akan tatapan tajammu.
Rindu akan segala ego tinggimu.
Rindu mendengar suara khasmu yang hanya mengeluarkan segelintir kalimat.
Dan rindu dengan segala perhatian kecilmu.
Intinya, aku rindu, Biru.
Tak banyak yang bisa ku sampaikan. Tapi, ku rasa, dari sini aku akan memulainya dengan mengucapkan terima kasih.
Terima kasih, Biru.
Terima kasih karna denganmu aku tau rasanya mencintai dan dicintai tanpa cela.
Terima kasih karna sudah bersedia mengisi hari-hariku yang telah lalu.
Terima kasih sudah mau memegang tanganku untuk bisa berjalan berdampingan denganmu.
Terima kasih atas pelajaran hidup yang kau ajarkan kepadaku.
Terima kasih juga karna telah mengizinkanku sebentar menjadi kekasihmu.
Walau sebentar, ku akui aku menikmati semuanya.
Oh ya, Biru.
Bolehkah aku bertanya satu hal 'paling mustahil' padamu?
Kapan kau akan kembali padaku, Biru?
With love,
Dila.
Gadis yang mencintai Biru
tanpa cela.Masih di jam yang sama
aku disini
menunggumu kembali.
🌛
Dila menghembuskan nafas pelan, membaca ulang coretan di diary-nya. Ia spontan memukul kepalanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITY [Tamat]
Science Fiction"Lo itu gue ibaratin venus flytrap. Gue kupu-kupu-nya. Gue yang udah terperangkap di ruang lo. Mana mungkin bisa keluar. Bahkan kemungkinan terburuknya ialah sang kupu-kupu itu mati. Karna satu kali kesalahan hinggap di daun lo. Ya, begitulah sekir...