30 | Temen Rasa Pacar

6.7K 551 71
                                    

Bagian Dua Puluh Delapan.

Aku melakukan semua ini bukan cuma karnamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melakukan semua ini bukan cuma karnamu.
Tapi, untuk diriku sendiri juga.
Karna, bersamamu ku temu definisi sederhana bahagia.-Dila

Hubungan kita ini hubungan kayak gimana siih?? Pdkt-an sering. Dibaperin apalagi. Tapi kok nggak pernah ditembak?!

__Diva, korban PHP Davi__



🌛

"SAYA BERJANJI TIDAK AKAN MEMAKAI PERALATAN SEKOLAH TANPA IZIN LAGI."

"SAYA BERJANJI TIDAK AKAN MEMAKAI PERALATAN SEKOLAH TANPA IZIN LAGI."

"SAYA BERJANJI TIDAK AKAN MEMAKAI PERALATAN SEKOLAH TANPA IZIN LAGI!"

Teriakan khas seorang gadis berponi lucu itu sontak membuat anak-anak yang lain tanpa di komando langsung mengerumuni dirinya yang tengah berdiri sendirian di tengah lapangan depan tiang bendera. Dengan gaya tangan kanan menjewer telinga kiri. Lalu dibalas telinga kanan yang dijewer tangan kiri. Tak tinggal sebelah kaki kanan diangkat. Itu memang posisi hukuman paling menyebalkan yang pernah Dila terima. Tentu saja pelaku yang ambil andil penuh atas pemberian hukumannya ini adalah Pak Leo. Yang tak lain dan tak bukan merupakan guru fisika yang juga merangkap menjadi guru bk.


Dila memejamkan matanya sebentar. Baginya, tiga puluh menit berjemur di tengah lapangan begitu menguras tenaganya. Apalagi tadi ia hanya sempat memakan setengah mangkuk baksonya.

Dila merasakan angin sepoi-sepoi menyapa permukaan wajahnya. Gadis itu sesaat terlena. Tapi, merasa ada hal yang aneh. Lantaran Dila merasa sudah sedikit tidak merasakan hawa panas yang dari tadi menerpanya. Yang nyaris membuat Dila ingin pingsan ditempat.

Dila sontak membuka kelopak matanya. Baru didetik selanjutnya ia tertegun.


Dila mengerjap. Menggumamkan nama Vano lewat suara hatinya.

"Jangan natep lama-lama. Ntar makin suka." celetukan tak disangka itu keluar dari mulut cowok disampingnya. Cowok tinggi putih yang memiliki sepasang iris biru itu tampak gagah berani berdiri disampingnya. Melindungi Dila dari pancaran terik matahari sehingga kini Dila terlindungi oleh tubuh tinggi cowok itu.

"Hah?"

"Va--VANO?!" baru entah detik ke berapa Dila seakan baru tersadar. Gadis itu bahkan sampai melupakan posisi yang sejak setengah jam yang lalu ia pertahankan.

GRAVITY [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang