Bagian Empat Puluh Sembilan.
Lo tau nggak Van, beda lo sama hormon asam traumalin?
Nah kalo asam traumalin itu fungsinya nyembuhin luka tanaman.
Kalo lo itu fungsinya, nyembuhin hati gue :)
__Dila dengan segala celotehan uniknya__
•
•
•🌛
Pulang.
Kini, dua pasangan sejoli yang tidak bisa dikatakan akur itu sudah berada di dalam pesawat Garuda Indonesia. Pesawat yang akan membawanya pulang ke Jakarta.
Pesawat sudah take off sejak beberapa menit yang lalu. Dila sendiri sejak tadi pun tak mengalihkan pandangannya pada pemandangan awan lewat jendela pesawat. Pemandangan awan-awan putih ditambah hamparan hijau di bawahnya membuat Dila betah menatapinya. Dengan mulut yang sedari tadi tak henti mengunyah potato chips.
Lantas kegiatan menatap Dila teralihkan saat sang pilot mengatakan ketinggian mereka sekarang.
Di ketinggian, 3.600 feet.
Dila menoleh kesamping. Kearah Vano yang dari tadi memejamkan mata sambil mengenakan masker penutup mata bergambar kucing.
Itu, milik Dila.
Gabut karna tidak tau harus melakukan apa. Dila iseng menarik penutup mata Vano. Kemudian, ia cekikikan sendiri.
"Ternyata lo kebo juga ya, Van." ucapnya sambil nyengir. Ia merogoh bungkus keripik kentangnya lagi lantas mengunyahnya.
"Vano," panggil Dila bosan. Tapi, Vano sama sekali tak mengindahkannya. Dila jadi manyun. Lantas menatap kentangnya yang sudah ludes habis membuat mulutnya semakin tertekuk ke bawah.
"Nyebelin ..." bisiknya. "Ish, miris banget sih di tinggal tidur sama doi. Mana nggak bisa tidur." gumamnya sambil menatap kedua telapak tangannya yang penuh dengan bumbu-bumbu kentang tadi. Karna Dila tidak suka mubazir jadi ia memilih untuk menghisap jari-jari tangannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITY [Tamat]
Science Fiction"Lo itu gue ibaratin venus flytrap. Gue kupu-kupu-nya. Gue yang udah terperangkap di ruang lo. Mana mungkin bisa keluar. Bahkan kemungkinan terburuknya ialah sang kupu-kupu itu mati. Karna satu kali kesalahan hinggap di daun lo. Ya, begitulah sekir...