Bagian Enam.
Kata Zodiak, kita jodoh loh, Van!
_____Adila cewek ceplas-ceplos yang slalu buat Vano pusing sendiri____
•
•
•🌛
Seperti biasa, hari Senin adalah hari yang nyaris tidak disukai oleh setiap anak sekolah. Selain karna merupakan hari pertama sekolah, setelah hari minggu berlibur. Sehingga membuat kebanyakan siswa over mager untuk sekolah di hari Senin.
Ditunjang lagi dengan panas terik matahari yang begitu menyengat membuat mereka yang tengah berkumpul di lapangan, melaksanakan upacara bendera, berharap agar upacara benderanya cepat-cepat selesai.
"Lo kenapa sih? Senyam-senyum gak jelas gitu. Lo kesambet ya?" bisik Ruby yang berada disampingnya. Pasalnya, sejak awal upacara dimulai sampai saat sekarang, dimana pembina upacara tengah berpidato di atas podium. Sahabatnya ini masih saja setia nyengir aneh.
Ruby menyenggol bahu Dila. "Lo beneran kesambet ya, Dil?"
"Aw ... sakit, By. Ish! Lo mah ganggu gue aja." Dila mengusap lengan kirinya yang dengan tidak teganya di cubit Ruby.
"Lo liatin siapa sih dari tadi. Gue mana bisa liatnya dari sini. Tuh badan Agus ngalangin."
Ruby melirik kearah Dila lagi, lantas menatapnya aneh. Merasa ditatap, Dila yang sedari tadi nyengir sambil menempelkan kedua tangannya di pipi, menoleh.
"Vano ganteng banget ya, By." celetuknya.
"Lah? Tumben doi lo ikut upacara? Biasanya kan enggak?"
"Emang enggak," katanya masih senyam-senyum sendiri sambil menatap keatas.
Ruby menatapnya heran, sambil menaikkan satu alisnya ia bertanya, "Terus?"
"Itu." ucap Dila sambil menatap ke depan. "Diatas atap." gumamnya pelan yang masih bisa didengar jelas oleh Ruby disampingnya. Ruby sontak menatap keatap depan sekolah mereka. Disitulah gadis itu kontan menepuk keningnya, pelan.
"Vano bener-bener gila!"
🌛
"Gimana penilaian lo tentang tu cewek?" tanya Marga kala mereka tengah berada diatas atap sekolah. Ya, pagi-pagi begini kena cahaya matahari bagus kan?
Malas menjawab, Vano kembali menatap ke bawah. Tak sengaja, mata biru safirnya bersinggungan dengan mata hazel gadis itu. Vano menghela nafas gusar.
Marga terkekeh disampingnya, "Kenapa lo nggak pacarin dia aja sih?" ucapnya semakin memprovokasi untuk yang kesekian kali. "Menurut gue, Dila imut juga. Hm, meskipun nggak ada yang bisa ngalahin keimutan Rettha sih. Rettha tetep number one."
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITY [Tamat]
Science Fiction"Lo itu gue ibaratin venus flytrap. Gue kupu-kupu-nya. Gue yang udah terperangkap di ruang lo. Mana mungkin bisa keluar. Bahkan kemungkinan terburuknya ialah sang kupu-kupu itu mati. Karna satu kali kesalahan hinggap di daun lo. Ya, begitulah sekir...