Bagian Lima Puluh Empat.
Karna sejahat-jahatnya pembunuh. Mereka bisa berubah baik jika sedang jatuh cinta.
__Erlangga Stevano G.__
Kira-kira yang nge-prank Dila, siapa:)
•
•
•🌛
Dila berucap tegas, "Permintaan ketiga, sekarang kita nggak ada hubungan apa-apa lagi. Sekarang udah paham kan Erlangga Stevano?"
Dila menatap tajam cowok bermata biru di depannya. Matanya sudah tidak lagi menyiratkan kelembutan. Melainkan menyiratkan beribu kebencian yang membuat Vano kehilangan kata-katanya. Faktanya, baru kali ini Vano begitu. Vano masih merasa tak percaya. Ia berhasil dikalahkan oleh seseorang yang tak pernah terpikir olehnya bisa melakukannya. Gadis didepannya, yang sudah berhasil membuatnya jatuh cinta untuk kali pertama berhasil menjatuhkannya secara tiba-tiba. Terlalu mendadak membuat Vano tidak bisa mengelak.
Vano menatap sekali lagi mata Dila. Mata hazel yang dulu selalu menatapnya penuh cinta. Vano menatapnya dalam diam masih mencari-cari kebohongan yang mungkin disiratkan gadis itu. Tapi, tak ada. Dila terlihat begitu membencinya. Sejenak mereka hanya saling menatap dalam diam. Vano yang menatapnya tanpa ekspresi dan Dila yang berusaha menguatkan dirinya untuk bisa meyakinkan hati Vano. Sudah sedari tadi Dila menahan air matanya agar tak menerobos pertahanannya.
"Alasannya?" suara Vano memecah kesunyian. Suaranya terdengar datar dan tajam. Terdengar seperti saat-saat pertama Dila mengejar Vano.
Dila tampak semakin ahli berpura-pura. Kini dia melipat tangan di dada, sambil tersenyum sinis ia berucap tegas. "Cuma satu. Gue nggak pernah suka sama lo! Selama ini gue ngejar-ngejar lo semuanya itu karna gue mau nguji cowok yang dikenal paling dingin seantero sekolah. Gue cuman mau buktiin kalau gue cewek pertama yang berhasil naklukin cowok misterius kayak elo! Dan well liat hasilnya gue berhasil kan?? Huh, ternyata naklukkin cowok sedingin lo nggak sesulit yang gue bayangin." lagi Dila mengumbar senyum sinis fake-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITY [Tamat]
Science Fiction"Lo itu gue ibaratin venus flytrap. Gue kupu-kupu-nya. Gue yang udah terperangkap di ruang lo. Mana mungkin bisa keluar. Bahkan kemungkinan terburuknya ialah sang kupu-kupu itu mati. Karna satu kali kesalahan hinggap di daun lo. Ya, begitulah sekir...