53 | Terungkap

5.3K 477 5
                                    

Bagian Lima Puluh Satu.

Bagian Lima Puluh Satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Putar ya gesss🌛

Firefly--Rossa.

Dan ternyata benar.
Aku tak mengenalmu sedalam itu.

__Senja Adila Putri Aldebaran__



🌛


Setelah taksi berjalan, Dila kembali menoleh ke belakang. Dan saat melihat Vano kembali masuk ke dalam pelabuhan. Dila merasakan ada dorongan kuat didalam dirinya untuk mengikuti.

Dila langsung menepuk bahu supir.

"Pak, tolong putar balik."

Sesaat setelah sampai, Dila langsung menerobos keluar. Tak mengindahkan panggilan dari Pak supir di belakangnya. Entah kenapa kali ini Dila merasakan sesuatu hal yang kuat meminta dirinya mengikuti Vano.

Dila sudah sampai di pelabuhan tempat mereka kencan tadi. Tapi, Dila sama sekali tak menemukan sosok Vano sejauh matanya memandang. Dari mulai sudut kiri, kanan, depan dan belakang semuanya tidak menampakkan punggung cowok bermata biru itu.

Dila sebenarnya enggan mencari Vano. Apalagi sekarang tampak sudah menjelang malam. Senja di langit perlahan memudar. Dan Dila tahu jika waktunya tak banyak.

Berbekal dengan keberanian, sedetik kemudian Dila masuk ditengah-tengah orang yang berlalu-lalang. Rata-rata mereka sedang mengangkut barang dari kapal besar dan mengangkutnya diatas pundak mereka. Meski ada juga yang mengangkatnya di kepala mereka.

Dila berusaha melewati orang-orang yang tengah membawa barang itu. Tak sekali Dila menyenggol orang-orang sehingga beberapa kali Dila terkena omelan mereka. Dila langsung meminta maaf.

Dila masih berusaha mencari-cari Vano. Tapi, Vano sama sekali tidak menunjukkan batang hidungnya. Dila hampir saja ingin menyerah. Tapi, saat matanya menangkap seorang pria besar tengah sibuk dengan barang yang akan dimasukkan kedalam truk. Dila memilih mendekati pria itu. Meski agak takut dengan postur tubuh pria itu yang Dila anggap terlalu besar.

"Hm, permisi, Om." Dila berusaha untuk tidak gugup saat bertanya. Tapi, tampaknya usahanya itu sia-sia.

Pria yang dipanggil Om itu menoleh. Matanya menatap Dila penuh selidik. Menatapnya dari bawah ke atas lalu dari atas ke bawah lagi.

"Hm. Saya mau nanya," Dila sebenarnya risih dengan tatapan Om itu. Tapi, karna merasa tak ada pilihan lain, Dila akhirnya mengutarakan maksudnya. "Jadi, gini Om kenal sama orang yang ciri-cirinya, postur tubuhnya tinggi banget kira-kira, Ha! Segini!" Dila berujar sambil mengangkat sebelah tangan berusaha mendeskripsikan maksudnya. "Kalo badan Om sih lewat." ucapnya santai tapi mampu membuat Om itu menatapnya tajam.

GRAVITY [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang