Bagian Dua Puluh Lima.
Aku tak peduli seberapa banyak orang yang menyuruhku berhenti mengejarmu.
Aku hanya mengikuti kata hatiku.
Saat perasaanku sendiri malah memilihmu.
Diriku bisa apa?-DilaLo hebat deh,Van!
Bisa ngalahin lima preman sekaligus. Tanpa pake adu fisik lagi!
Kapan-kapan ajarin gue jurus hipnotis yang lo pake ya!__Dila, cewek super ngerepotin hidup Vano__
•
•
•🌛
Aroma khas dari cairan-cairan beraneka macam warna menguar di ruangan yang bercorak putih itu. Tepat di atas meja berukuran besar dan panjang itu tersaji berbagai ukuran tabung reaksi yang telah diisi bermacam senyawa kimia dari mulai senyawa asam sulfat, asam nitrat, cairan air raksa, natrium hidroksida, sampai uranium dioksida dan banyak lagi.
Seorang pria dengan setelan jas serba putihnya tampak berdiri memungungi. Pria itu tampak serius dengan apa yang ia kerjakan. Matanya sesekali menyipit dengan sebelah tangan yang memegang pipet tetes. Sibuk mencampurkan satu cairan ke cairan yang lain. Hingga ada beberapa tabung reaksi yang mulai menyemburkan busa.
Takkala masih sibuk dengan kegiatannya, bunyi pintu terbuka dengan keamanan menggunakan scan face tak membuat pria paruh baya itu mengalihkan pandangannya. Lagi pula ia sendiri sudah tau siapa orang yang berani masuk ke ruangan khusus kerjanya tanpa ia sendiri yang meminta.
Sejenak pria itu melepaskan pekerjaannya, lantas membalikkan tubuhnya dan langsung bersibobrok dengan mata seseorang yang memiliki mata biru safir persis milik seseorang yang sampai sekarang masih begitu dicintainya.
"Sekarang apa lagi mau Anda?!"
Baru saja pria paruh baya itu ingin mengatakan sesuatu, lawan bicaranya sudah memotongnya lengkap dengan tatapan tajam khas anak itu.
Ia menghela nafas, "Apa kau tidak tau sopan santun?"
Anak itu berdecih seakan muak berada diruangan yang sama dengan pria tua didepannya ini. Seakan mengatakan jika anak itu enggan berbagi pasokan oksigen dengannya. "Apa maksud perlakuan Anda dengan mengirim bodyguard-bodyguard tak berguna itu di apartemenku!"
"Anda kira aku tidak bisa menjaga diriku sendiri?!" kini, anak itu benar-benar meludah. "Sekarang aku tak membutuhkan itu sama sekali."
"Tidak bisakah kau berbicara sedikit sopan dengan Ayahmu sendiri, Nak? Kamu mulai keterlaluan." sindir pria paruh baya itu.
Anak itu menyunggingkan senyum miring. "Intinya aku tidak perlu penjaga bututmu itu!"
Pria paruh baya itu memejamkan matanya sesaat. Merasakan sedikit nyeri dibagian ulu hatinya. "Ayah hanya ingin melindungimu." lirihnya yang dibalas kekehan yang sarat akan kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITY [Tamat]
Science Fiction"Lo itu gue ibaratin venus flytrap. Gue kupu-kupu-nya. Gue yang udah terperangkap di ruang lo. Mana mungkin bisa keluar. Bahkan kemungkinan terburuknya ialah sang kupu-kupu itu mati. Karna satu kali kesalahan hinggap di daun lo. Ya, begitulah sekir...