“oh ya, kak al sakit apa? Katanya parah?” pertanyaan Agatha mampu membuat marcel kelimpungan, ia bingung mau menjawab apa pada Agatha.
“eh itu.. “ marcel menatap ke kanan dan kiri, ia harus menata jawaban yg pas.
“itu apa?” desak Agatha,
“eh… eh…” marcel bingung harus menjawab apa.
prang!
Tiba tiba terdengar seperti sebuah benda di banting dari lantai 2, Agatha masih bengong karena kaget dengan suara itu. Marcel segera berlari ke lantai 2 tepatnya kamar allerd, Agatha baru sadar saat marcel sudah di ujung atas tangga. Agatha pun menyusul marcel.
Saat masuk ke kamar allerd, Agatha kaget karena allerd berada di pelukan marcel dan ada pecahan gelas di sampingnya. Agatha segera membersihkan pecahan gelas itu karena sepertinya allerd melemparnya dengan keras dan mengenai tembok dekat pintu.
“bang al, tenang ya.. semuanya akan baik baik saja. Marcel disini, adik abang ada disini.. marcel disini” ujar marcel sambil mengelus punggung allerd, Agatha yg mendengarnya menjadi bingung.
“kenapa kak all seperti ini?” gumam Agatha lalu membawa pecahan gelas tersebut ke bawah.
“kak al sakit parah? Tapi sakit apa?” gumam Agatha lagi, ia membawa sapu kecil untuk menyapu pecahan gelas tadi.
Saat Agatha kembali ke kamar, allerd dan marcel sudah dalam keadaan biasa. Agatha membersihkan pecahan kaca tersebut lalu menaruhnya dekat pintu.
“trima kasih” ujar allerd mendahului Agatha yg akan bertanya
“iya” Agatha tersenyum, “kak al kenapa? Kenapa lempar gelas?”
Allerd menatap marcel, begitupun marcel. Lalu allerd menatap Agatha.
“tidak sengaja” jawab allerd, marcel menghela nafasnya. Ia pikir allerd akan jujur ternyata tidak, itu membuat marcel lega.
“gk masuk akal” Agatha berjalan mendekati allerd,
“bisa kamu keluar? Aku harus melanjutkan pekerjaan” usir allerd pada Agatha karena ia tidak bisa berbohong lagi. Otaknya sulit diajak berfikir cepat sekarang.
“kenapa kak allerd menghindari pertanyaan ku?” desak Agatha
“tha” marcel mencoba menahan Agatha tapi Agatha masih terus berusaha mendapat jawaban.
“kenapa kamu mendesak? Ini bukan urusan kamu”
“itu urusan aku karena aku khawatir sama kak al” Agatha meninggikan suaranya membuat allerd kesal
“gk usah khawatirin aku!” bentak allerd, “ini hidupku kamu gk perlu ikut campur. Kamu bukan siapa siapa aku tha”
“tapi aku ingin jadi siapa siapa kakak!” balas agatha dengan suara tinggi lagi
“jangan membentakku!” bentak allerd, ia berdiri lalu menarik agatha keluar dari kamarnya. Marcel buru buru mengikuti allerd dan Agatha untuk mencegah tindakan allerd.
“kak al..sakit” rintih Agatha karena allerd menarik memegang pergelangan tanganya dan mencengkramnya dengan kuat.
Allerd membawa Agatha hingga di lantai bawah. Lalu menghempaskan tangan Agatha dengan kasar.
“kamu bukan siapa siapa aku jadi berhenti ikut campur tha” allerd mulai marah yg sebenarnya ia tidak ingin Agatha menjadi terluka jika di dekatnya.
“tapi aku ingin jadi siapa siapa kak al, aku ingin jadi orang special kak al!” tanpa sadar Agatha memberikan kode pada allerd.
“tidak perlu, hentikan tha. Aku gk mau kamu terluka”
KAMU SEDANG MEMBACA
senior high school 3 (TAMAT)
Teen FictionAku ingin memilikinya, tapi aku sadar adalah aku seorang pengecut. Karena aku sendiri tidak bisa melawan penyakitku bagaimana aku bisa melindunginya. Yg ada aku hanya akan melukai nya karena penyakit ini. Dasar penyakit sialan! -allerd- Akhirnya aku...