chap 44

77 6 0
                                    

“enak aja lo mau minum-minum disini.”  Tolak allerd, “ntar lu mabuk trus ena-ena disini lagi.”

“negthink mulu lu bos.” Keluh axel

“ngopi aja lah.” Saran acha.

“kak acha ngopi?” tanya Agatha kaget, ia langsung berpikir jika acha suka minum kopi hitam yg pahitnya gk ketulungan.

“ngopi dong.” Jawab acha bangga, “gue pecinta kopi banget.”

“makanya sampai kena maag.” Gerutu rafli

“tau tuh bikin rafli nunda kerjaan demi jagain lo yg sakit.” Timpal allerd membuat acha senyum senyum malu.

“ya namanya juga si—“ ,

“sat anjing.” Umpat axel saat kaki nya diinjak oleh allerd,

“sayank kamu ngumpat.” Ujar sachi penuh penekanan, sepertinya sachi sangat marah jika axel mengumpat didepanya.

Axel meringis dan meminta maaf pada sachi

“ngomong apa tadi?” tanya acha tak mengerti.

Allerd menggeleng, “axel ngelantur cha, jangan di dengerin” allerd mencoba mengalihkan pembicaraan. Agatha berbisik pada allerd apa yg akan diucapkan oleh axel. Dan allerd pun berbisik pada Agatha, “axel mau bilang kalo rafli terjebak sister complex sama acha. Rafli jujur ke kita berdua tapi kita dilarang bilang ke acha takutnya acha gk suka trus kabur dari rumah.”

Agatha manggut-manggut mengerti, ia jadi berpikir mungkin allerd seperti ini dulu pada marcel. Untungnya allerd sadar posisi jadi ia tidak mencintai marcel lebih dari hubungan adik-kakak.

“ngumpat lagi aku cubit kamu.” Ancam sachi, axel meringis minta maaf sedangkan Agatha dan yg lain tertawa.

“yaudah gue bikin kopi dulu.” Acha beranjak dari posisinya.

“jangan kopi hitam.” Ujar allerd, acha mengangguk lalu ke  belakang.

“bantuin gih.” Ujar allerd menyuruh Agatha untuk membantu tapi Agatha menggeleng.

“kita sesi curhat yuk, aku kepo sama hubungan axel dan kak sachi.” Ujar Agatha semangat.

“dih kepo lu.” Cibir axel

“bagi info gratis apa salahnya sih.” Ujar allerd membela Agatha

“iya iya tapi jangan bilang siapa-siapa” ujar axel, Agatha mengangkat jempolnya setuju.

Sachi menyenggol lengan axel bermaksut axel yg menceritakanya.  Axel berdehem, ia duduk bersila di atas karpet diikuti Agatha juga.

“jadi gini ceritanya, pada zaman dahuluuuuuuuu—“

“U nya gosah panjang-panjang elah.” Potong Agatha kesal, “gk usah kek kartun tentang kancil.”

Axel tertawa dan sachi memukulnya supaya axel serius. “xel cerita yg jelas.” Ujar allerd datar.

“jadi gue sama sachi ketemu karena sachi jadi salah satu klien bos allerd, perusahaan papanya dibuat bangkrut oleh salah satu musuhnya yg ia curigai. Gue yg turun tangan buat selidiki, sedangkan bos al yg mantau dari jauh dan buat strategi. karena hal itu gue sering kontek-kontekan sama dia sampai perusahaanya kembali Berjaya.

Gue suka karena dia termasuk tipe gue,” axel menatap sachi penuh cinta, “dia cewek tomboy, keras tapi hatinya rapuh. Disaat keluarganya sedang terpuruk dia langsung ambil langkah pertama buat hubungin bos al buat bantuin dia dan dia bisa nenangin orang tuanya yg hampir mati serangan jantung.”

“singkatnya seperti itu.” Timpal sachi untuk mengakhiri kisah cinta mereka.

“jadi tipe lo yg tomboy gitu kak.” Acha datang membawa nampan berisi 6 gelas kopi dan ia menaruhnya dimeja. Lalu ia duduk disamping rafli.

senior high school 3 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang