allerd tersenyum puas setelah berhasil menyelesaikan rencananya. ia melihat ke agatha yg sudah tidur. ia mengelus kepala agatha, "kamu gk perlu minta maaf sayank." gumamnya lalu mengemas baju bajunya dan agatha.
selesai dengan pekerjaan itu, allerd mendengar suara marcel yg mengoceh panjang lebar. sepertinya ia sedang berdebat dengan axel, siapa lagi kalo bukan axel yg banyak bicara itu karena tidak mungkin dengan rafli yg sedikit berbicara. tapi sekali ia berbicara ucapannya tidak main main, ia selalu serius.
allerd pun keluar dan menghampiri mereka bertiga yg sedikit berbeda dari biasanya.
"sudah selesai?" tanya allerd, marcel berhenti berdebat dengan axel dan mendekati allerd. ia mengelilingi allerd.
"bagaimana penampilaanku?" tanya marcel senang dengan berdiri di depan allerd. dahi allerd berkerut melihat adiknya yg sangat berbeda.
"kamu kayak jalang tau." komentar allerd yg membuat senyum marcel luntur dan tawa axel pecah. karena rambut marcel berwarna merah tapi tidak terlalu terang dan ia menggulung ujung rambut bawahnya tapi dengan poni penuh di dahinya. ia memakai kemeja putih ketat, rok merah yg pendek nya sampai dibawah bokong sehingga pahanya terekspos banyak. jangan lupakan sneakers putih di kakinya.
"di inggris gak ada rok panjang bang, dan aku akan mengekspos sedikit pahaku untuk orang orang sana."
"mengekspos sedikit?" tanya allerd lalu menyentil dahi marcel, "ini terlalu banyak cel."
"ntar geva khilaf, ena ena trus hamil deh. trus gk bisa pake baju seksi deh.. mampus" cerocos axel lalu tertawa yg langsung dipukul oleh marcel.
"bangsat lo xel." umpat marcel.
"katanya harus mengubah penampilan, yaudah aku ganti sepenuhnya." ujar marcel pada allerd
"aku yakin nanti geva akan mengurungmu disana." ujar allerd, marcel hanya tertawa lalu duduk di sofa.
"lo mau juga ganti warna rambut." ujar allerd dengan terkekeh, rafli hanya diam. ia terpaksa karena axel bilang ke mbak mbak salon untuk memberi warna abu abu pada rambutnya.
"terpaksa." gumam rafli.
axel tertawa, "bos mau ganti warna rambut apa? jangan merah, marcel udah plagiatin gue, bos jangan ikutan juga."
"gue mau ganti warna coklat aja. males pake warna merah." ujar allerd, "sekarang gue bakal jelasin rencananya, setelah itu kalian bisa beres beres dan aku akan mengganti penampilanku dengan agatha."
mereka bertiga mengangguk, allerd mengeluarkan lembaran yg menjadi catatan rencananya. mereka duduk disofa dan allerd mulai menjelaskan rencananya.
.
.
.
."agatha bangun" allerd menepuk pipi agatha berulang kali. agatha terusik tapi ia malas membuka matanya.
"ayo bangun tha, kita harus cepat cepat ke inggris." ujar allerd yg mampu membuat agatha membuka matanya.
agatha buru buru berdiri tapi saat berdiri kepalanya langsung berdenyut, ia segera memegang llengan allerd untuk dijadikan pegangan.
"pusing ya?" tanya allerd tapi agatha tidak membalasnya karena kepalanya masih berdenyut sakit. "kamu sih baru juga bangun langsung berdiri, jadinya pusing kan? sekarang duduk dulu." allerd membantu agatha duduk.
setelah dirasa kepalanya tidak berdenyut lagi, agatha menatap allerd penuh harap. "kita berangkat sekarang?"
"ganti penampilan dulu sayank."
"kita bisa ganti saat disana."
"enggak bisa, disini aja."
"kak please, aku ingin cepat cepat bertrmu orang tua ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
senior high school 3 (TAMAT)
Teen FictionAku ingin memilikinya, tapi aku sadar adalah aku seorang pengecut. Karena aku sendiri tidak bisa melawan penyakitku bagaimana aku bisa melindunginya. Yg ada aku hanya akan melukai nya karena penyakit ini. Dasar penyakit sialan! -allerd- Akhirnya aku...