"aku bener bener takut" cicit acha, rafli melepas selang oksigenya dan menggenggam balik tangan acha.
"cha, kakak baik baik aja." ujar rafli dengan tersenyum lemah, "jangan takut lagi ya?"
"kakak kuat kok, buktinya sembuh sekarang. mau jogging? ayo. mau jalan jalan? ayo. kamu mau kemana? ayo kakak anter." rafli turun dari ranjang rumah sakit tapi segera ditahan acha.
"jangan, kakak masih sakit."
"udah sembuh cha."
axel melihat itu ia tersenyum kecil, rafli selalu seperti itu. mencoba menjadi bodoh demi acha. kan tidak ada orang yg setelah bangun dari operasinya mendadak sembuh?
"dipanggilin dokter gk nih?" tanya sachi, "panggilin yank, biar tahu keadaan rafli."
"yaudah aku panggil dulu." sachi keluar dari kamar. agatha segera menanyakan kemana sachi pergi. karena sachi akan pergi memanggil dokter, agatha yg melakukaanya. ia menyuruh agar sachi menjaga axel saja.
agatha datang bersama dokter lalu dokter memeriksa keadaan rafli. agatha yg berada di belakang dokter was was. ia takut jika rafli masih belum baikan.
"dia sudah baik baik saja, hanya saja jahitan dibelakang dijaga agar tidak basah. jadi usahakan jangan mandi dulu."
mendengar kata baik baik saja membuat agatha bernafas lega. ia jadi tidak merasa bersalah lagi.
ia segera keluar saat dokter keluar. "dok," panggil agatha membuat dokter tersebut menghentikan langkahnya yg hendak kembali keruanganya.
"iya? ada yg bisa dibantu?"
"kira kira rafli sama axel boleh pulang dari rumah sakit kapan ya?"
"sekitar 5 hari lagi atau mungkin secepatnya. tergantung dari posisi jahitanya yg sudah membaik atau tidak. karena tusukanya tidak terlalu dalam jadi tidak perlu khawatir."
"ehm.. 5 hari ya.." gumam agatha, berarti sampai 5 hari kedepan allerd tidak pulang dong.
"ada lagi mbak?"
"enggak dok, makasih dok udah jawab pertanyaan saya."
"sama sama mbk, kalau begitu saya permisi dulu ya"
"iya dok"
dokter tersebut pergi meninggalkan agatha sendirian di depan ruang inap axel dan rafli.
suara derap kaki terdengar sangat nyaring, agatha jadi menoleh siapa yg berani berisik di depan ruang VIP seperti ini. saat ia menoleh iaa mengerti, hanya laki laki ini yg bisa berlari di koridor ruang VIP.
"kenapa gk ngasih tau sih kalau mereka udah sadar?" omel laki laki itu yg tak lain adalah allerd.
ia mengatur nafasnya yg berlari dari lift hingga kesini.
"maaf." sesal agatha. allerd menghiraukanya, ia masuk ke dalam ruangan dan menyapa rafli yg baru sadar.
agatha menimang nimang, apa ia harus minta maaf? karena kemungkinan masih 5 hari lagi mereka tidak akan bertegur sapa atau mungkin lebih? tapi diakan masih tidak bisa menerima kenyataan kalau dibohongi oleh keluarganya.
tapi kalo gk minta maaf sekarang? dia akan..."bingung." agatha mengacak rambutnya kesal, ia sudah berjalan mondar mandir seperti setrika. tapi Kenapa tidak bisa menemukan solusi.
ia mengeluarkan ponselnya, ingin menelfon aishi. tapi aishi kan udah punya suami, punya kehidupan baru yg sama denganya. mereka sering marahan karena masalah sepele, enggak deh. "gue gk mau bikin masalah lagi buat mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
senior high school 3 (TAMAT)
Ficção AdolescenteAku ingin memilikinya, tapi aku sadar adalah aku seorang pengecut. Karena aku sendiri tidak bisa melawan penyakitku bagaimana aku bisa melindunginya. Yg ada aku hanya akan melukai nya karena penyakit ini. Dasar penyakit sialan! -allerd- Akhirnya aku...