Keesokanya, Agatha kaget karena marcel menyapanya, padahal sebelumnya tidak pernah. Apalagi marcel mengajaknya duduk di depan kelas dan berbincang tentang jalan jalannya dengan allerd. Agatha berusaha untuk tidak menunjukkan ekspresi cemburunya karena takut marcel salah paham, tapi..
“lo tau, bang al kemarin cium pipi gue di depan mama sama papa. Uh sumpah seneng banget gue.” Marcel menceritakannya dengan heboh membuat Agatha tidak tahan lagi.
Agatha berdiri, “cel, gue ke kelas dulu ya. Baru inget kalo belum ngerjain tugas mtk.”
Marcel tersenyum dan mengangguk, Agatha langsung pergi kekelasnya dengan perasaan dongkol. “terniat banget, gitu aja diceritain.” Gerutu Agatha.
“lupa apa gue pacarnya, kan gue bisa cemburu. Bangsat, mati aja gih.” Gerutu Agatha sampai di kelas. Ia membanting tasnya di meja dan duduk dibangkunya, membuat fon kaget.
“lo dateng-dateng bukanya ngucapin selamat pagi malah banting tas, gk sopan banget.” Protes fon”
“diem lu fon!” bentak Agatha, amarahnya sudah mencapai kepala membuat siapa saja yg berbicara padanya akan terkena bentakan Agatha.
.
.
.
.
Tok tok tok…
Agatha terpaksa membuka pintu, karena ia pikir itu allerd datang. Dan ternyata benar itu adalah allerd. Agatha menyambutnya dengan muka datar tidak seperti biasanya yg langsung memeluk allerd karena kangen.
“kenapa gk angkat telfon aku? Sibuk ngapain emangnya?” tanya allerd
“gk mood.” balas agatha datar
“untung aku beliin coklat.” Allerd memberikan sekantung plastik camilan. Agatha menerimanya dan segera menutup pintunya.
“Agatha, aku mau jelasin yg kemarin!” teriak allerd, Agatha bersandar pada pintu dan teringat ucapan marcel.
“lo tau, bang al kemarin cium pipi gue di depan mama sama papa. Uh sumpah seneng banget gue.”
“cium pipi? Kalo adik kakak sih gk papa, tapi kalian bukan..” gumam Agatha sedih
“Agatha buka pintunya!” teriak allerd lagi
“kakak pulang aja!” balas Agatha dengan berteriak, lalu ia mengunci pintunya dan berlari ke kamarnya.
.
.
.
.
Drrttt…
Agatha melihat ke ponselnya, itu adalah panggilan dari allerd tapi Agatha segera menolak panggilan tersebut.
Drrtt..
Agatha melihat ponselnya dan itu panggilan dari allerd lagi. Agatha kembali menolaknya. Dan itu sudah berkali kali, Agatha menolak panggilan dari allerd.
Drrttt..
Agatha melihat ponselnya, namun kali ini panggilan dari geva. Agatha segera mengangkatnya.
“halo kak?”
“buka pintunya, kakak lupa bawa kunci.”
“hmm..”
Agatha segera mematikan sambunganya dan keluar dari kamarnya untuk membuka pintu depan. Dan saat membukanya geva langsung masuk dengan mengoceh panjang lebar karena Agatha menguncinya dan dirinya yg lupa membawa kunci cadangan. Agatha tidak menanggapi ocehan geva yg tak bermutu menurutnya dan segera menutup pintu tapi sebelum itu ada sebuah kaki yg menghalangi pintu sehingga tidak bisa ditutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
senior high school 3 (TAMAT)
Fiksi RemajaAku ingin memilikinya, tapi aku sadar adalah aku seorang pengecut. Karena aku sendiri tidak bisa melawan penyakitku bagaimana aku bisa melindunginya. Yg ada aku hanya akan melukai nya karena penyakit ini. Dasar penyakit sialan! -allerd- Akhirnya aku...