“huh, capek kak” keluh Agatha, tapi allerd diam. Ia mengamati seluruh bagian rumah kosong ini untuk memastikan tempat ini benar benar aman.
“aman” ujar allerd lalu kembali mendekati Agatha, ia duduk di lantai karena di rumah ini tidak ada perabotan seperti meja dan kursi. Agatha duduk lebih dekat dengan allerd.
Allerd mengeluarkan ponselnya. Dan mencoba menelfon axel.
“halo bos. Bos dimana?” Tanya axel setelah telfon tersambug.
“aku juga tidak tahu, ini seperti perkampungan sepi. Hanya ada beberapa orang disini”
“baiklah, aku akan lacak lokasi bos. Tetap hidupkan ponselmu bos”
Allerd menutup panggilanya.
“dimana dia?”
“disebelah sana”
Terdengar suara orang orang itu lagi, allerd segera menarik Agatha untuk ke bagian belakang rumah dan membekap mulut Agatha karena Agatha hampir berteriak.
“mungkin disini” suara itu semakin jelas, Agatha dan allerd berjalan mundur perlahan dan berusaha tidak menimbulkan suara.
“cepat cari!” suara itu jelas, sehingga allerd yakin jika mereka mulai masuk ke dalam rumah ini. Allerd menoleh dan menemukan satu pintu. Ia menggandeng Agatha dan keluar melalui pintu itu karena mereka sudah masuk ke dalam rumah ini.
Agatha ditarik allerd untuk berlari lebih cepat hingga saat pertigaan mereka terkepung. Agatha memeluk lengan allerd takut.
“kak, mereka mengepung. Apa yg harus kita lakukan?” bisik Agatha, allerd menoleh ke kanan dan kiri. Mereka mengepung, di sebelah kiri ada sekitar 5 orang sedangkan di sebelah kanan ada sekitar 7 orang. Agatha semakin mempererat pegangan pada lengan allerd karena mereka semakin mendekat.
Allerd menoleh, ia tidak menemukan cara lain selain menggunakan pistolnya agara ia bisa bertahan hingga anak buahnya datang. Allerd menoleh ke belakang untuk menatap Agatha
“lari dalam hitungan ketiga”
“kak al juga kan?”
“aku akan melawan mereka terlebih dahulu lalu menyusul kamu” ujar allerd, Agatha menoleh ke belakang. Itu adalah jalan satu satunya. Allerd mengangguk, Agatha pun mengangguk.
Agatha mulai melepaskan peganganya dan allerd mulai mengarahkan tanganya ke belakang untuk mengambil pistolnya.
“1”
Mereka semakin dekat, allerd menoleh ke kanan dan kiri, mereka tidak membawa senjata. Itu cukup bagus.
“2”
Allerd menoleh pada Agatha, ia mengangguk.
“3”
Agatha segera berlari dan allerd mengeluarkan pistolnya dan menembak ke kanan dan kiri.
Dor!
Dor!
Dor!
Dor!
Dor!
Agatha berlari dengan menutup telinganya karena suara peluru itu sungguh keras, membuat Agatha takut. Sedangkan allerd menembak ke kanan dan kiri, mereka mengeluarkan pisau dan menyerang allerd balik. Allerd menembak setiap orang yg mendekatinya dan saat peluru di pistol ruger super redwarknya habis ia mulai berlari menyusul Agatha dan sesekali melirik ke belakang. Mereka yg masih hidup mengejar dirinya. Ia mengeluarkan ponselnya dan segera menelfon axel.
“bos kami diatasmu” ujar axel,
Allerd berhenti dan menengadah, helikopternya berada di atasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
senior high school 3 (TAMAT)
Teen FictionAku ingin memilikinya, tapi aku sadar adalah aku seorang pengecut. Karena aku sendiri tidak bisa melawan penyakitku bagaimana aku bisa melindunginya. Yg ada aku hanya akan melukai nya karena penyakit ini. Dasar penyakit sialan! -allerd- Akhirnya aku...