“kak al” panggil agatha, allerd yg sedang menatap laptopnya langsung berpaling untuk melihat Agatha.
“butuh sesuatu?” Tanya allerd, Agatha menggeleng. Ia duduk di samping allerd.
“ini rumah siapa? Aku kok asing banget.”
“untuk sementara waktu kamu tinggal disini, mungkin sampai 1 minggu.”
“kenapa?”
“musuh aku ngincar kamu, jadi kamu tinggal disini supaya aman.”
“trus sekolah aku?”
“aku udah bilang ke devian, gampang kok.”
Agatha mengangguk, ia menyandarkan kepalanya di pundak allerd. Lalu allerd merangkul Agatha membuat Agatha menjerit dalam hati.
“kak, maaf ya kata kata aku terlalu kasar tadi.” pinta agatha dengan menunduk.
“kata kata yg mana?”
“yg aku minta kak al buat berhenti khawatirin aku’
“iya dimaafin kok”
“makasih kak” Agatha mendongak dn tersenyum, allerd pun tersenyum dan mengecup kening Agatha membuat Agatha tambah malu.
“Mulai sekarang jangan biarkan siapapun masuk kecuali axel sama rafli.”
“rafli siapa?”
“ketua pengawal, mugkin besok datang.”
“oh ya aku heran, kak al sama axel kok bisa jadi partner kayak sekarang? Kan sifat kalian berbeda?”
“ya bisa, karena kinerja axel sangat bagus dan dia sangat serius jika melakukan apa yg aku inginkan. Hanya saja jika tidak dalam mengerjakan tugas dia akan menunjukkan sifat aslinya kayak pas kamu bertemu denganya untuk pertama kali.”
“berarti kak al sama axel itu sama ya?”
“apa nya yg sama?”
“kak al sama dengan axel karena kak al juga bisa bercanda jika tidak dalam mengerjakan tugas, dan bisa romantis juga.”
“hanya menyalurkan ide, aku gk tau itu romantis apa gk”
“romantis kok, aku suka.”
“trima kasih.”
“sama sama.” Ujar Agatha lalu memeluk allerd dari samping membuat allerd kaget. Namun ia mencoba rileks agar terlihat biasa saja.
“halo, permisi axel datang!” teriak axel dengan memasuki rumah, ia membawa 2 kantung plastik yg berisi mie instan dan bahan masakan.
“berisik!” ujar allerd kesal.
“anda dari mana?” Tanya Agatha sopan.
“jangan terlalu sopan denganku, kita hanya berjarak 3 tahun. Panggil nama ku saja, itu lebih baik.”
“ok, axel, lo dari mana?” ulang agatha dengan bahasa tidak sopan, seperti permintaan axel.
“sopanlah sedikit denganku nona” ujar axel datar, Agatha mengernyit.
“tadi bilang—“
Axel memotong ucapan Agatha, “setidaknya pakai kamu-aku bukan lo-gue.”
“itu terlalu formal, kita akan jadi teman bukan?” Agatha tersenyum dan memainkan alisnya.
“terserah padamu, aku hanya mengikut.” Axel pun membawa 2 kantung plastic itu ke dapur.
“axel, lo bawa apa?!” teriak Agatha lalu berlari ke axel yg di dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
senior high school 3 (TAMAT)
Teen FictionAku ingin memilikinya, tapi aku sadar adalah aku seorang pengecut. Karena aku sendiri tidak bisa melawan penyakitku bagaimana aku bisa melindunginya. Yg ada aku hanya akan melukai nya karena penyakit ini. Dasar penyakit sialan! -allerd- Akhirnya aku...