agatha menghapus air matanya, bukan waktunya menangis sekarang. yg terpenting, ia harus berbicara dengan kepala dingin dengan allerd. jadi agatha menyusul allerd yg sedang berdiri diluar teras menghadap pantai karena rumah mereka berada di dekat tebing yg menjorok langsung ke pantai.
"kak al, aku mau bicara. tapi jangan emosi dulu." ujar agatha yg kini berdiri di samping allerd.
allerd masih diam dengan menatap lurus ke depan.
"aku minta maaf, aku gk akan marah lagi sama kakak." agatha mengulangi ucapanya saat di kamar mereka.
"udah sadar?"
"udah."
"trus mau gimana?"
"mau nya baikan lagi sama kak al."
"kenapa bisa memutuskan seperti ini?"
"pas kakak jelasin di mobil hari itu, aku shock banget karena aku udah khawatirin kakak setengah mati tapi ternyata semua ini rencana.
trus aku coba bolak balik lagi, aku coba mikir dari sudut pandang kakak.dan mengerti kenapa kakak mau melakukan meskipun dengan sedikit ancaman dan keterpaksaan."
"emang sudut pandang aku gimana?"
"menurut aku, pikiran kakak saat itu hanya untuk menikah sama aku. dan karena kakak sayang banget sama marcel jadi kakak gk mau nikah kalo gk direstuin marcel. jadi meskipun marcel membuat rencana seperti ini kakak nurut aja karena kakak mau marcel juga bahagia dengan pernikahan kakak. doa dari orang yg kita sayangi itu biasanya terkabul."
allerd tersenyum lembut sembari menatap agatha membuat agatha ikutan tersenyum. "awalnya aku berpikir begitu tapi akhirnya enggak."
agatha mengernyit, memang nya seperti apa?
"aku berfikir kalo pernikahan yg dilandasi perjuangan yg keras dan usaha itu buat aku susah ngelepasin kamu di masa nanti karena aku gk mau perjuangan aku sia sia.
lagian dari dulu aku udah terbiasa seperti ini, berusaha terlebih dahulu untuk mendapat apa yg kumau. tidak merengek atau menangis agar dikabulkan permintaanku. dengan berfikir seperti itu aku bisa tenang dan tidak mengkhawatirkan kamu yg nanti bisa saja gagal."
"lagian marcel kenapa ngasih syarat kayak gini sih kak?"
"marcel mau kamu gk nangis saat aku hilang atau dalam bahaya, dia mau kamu cepet tanggap. sesegera mungkin menemukan cara untuk menyelematkan ku..." mendengar itu agatha tersenyum bangga, tindakanya waktu itu ternyata yg dicari marcel.
"...walaupun cara kamu sangat basi."
pyar..
senyum bangga agatha pudar sudah saat allerd berbicara sepertti itu.
"itu marcel yg bilang."
"aku mikir itu juga otakku udah mau meledak kak." imbuh agatha.
allerd terkekeh, "kan kata marcel."
"trus kalo menurut kakak gimana?"
"hehehe sangat basi."
agatha menggertakkan giginya, oke dia memang bodoh tapi ya gk usah diperjelas gini sat.
"katanya udah gk marah? trus kenapa manyun gitu."
"tau ah"
allerd merangkul agatha agar agatha menempel padanya, angin malam sangat dingin membuat nya ingin memeluk agatha agar terasa lebih hangat. atau mungkin membuat malam yg panas?
mereka sama sama menatap pantai, saling diam membuat mereka nyaman. entahlah, rasanya bisa menikmati malam yg indah daripada harus berbincang bincang.
KAMU SEDANG MEMBACA
senior high school 3 (TAMAT)
Teen FictionAku ingin memilikinya, tapi aku sadar adalah aku seorang pengecut. Karena aku sendiri tidak bisa melawan penyakitku bagaimana aku bisa melindunginya. Yg ada aku hanya akan melukai nya karena penyakit ini. Dasar penyakit sialan! -allerd- Akhirnya aku...