Flashback on
Allerd ditendang berulang kali, ia hanya bisa menangis tanpa bisa melawan. Karena saat itu umurnya masih 8 tahun, ia hanya bisa mengucapkan kata ampun yg selalu dihiraukan oleh pria itu. Dia adalah Andrew baxter.
“sungguh sial kau allerd, mempunyai orang tua penghianat dan pengecut seperti dia!” ujar Andrew dengan tertawa. Allerd menangis dengan menunduk, ia berlutut di depan Andrew untuk meminta ampunan namun tendangan yg ia dapatkan.
Andrew mengeluarkan pistolnya dan bermain main dengan itu. “sepertinya membunuhmu sekarang itu sangat menguntungkan” ujar Andrew
“berhenti.. jangan lakukan itu..hiks.. berhenti..” ujar allerd kecil dengan menangis. Andrew mengarahkan pistolnya ke kepala allerd membuat allerd kembali menangis, pelatuknya mulai tertarik, tangis allerd semakin keras.
Dor!
suara tembakan terdengar keras, Andrew menoleh dan melihat salah satu anak buahnya ditembak. Dan yg menembak adalah anak buah dari Brandon Anderson, papa allerd. Allerd masih menangis dan ia segera di gendong untuk menjauh dari sana karena disana terjadi perkelahian sengit.
Flashback off
“jadi papa kakak itu namanya Brandon Anderson dan kakak bukan kakak kandung marcel?” Tanya Agatha, allerd mengangguk. Ia semakin merapatkan tubuhnya pada Agatha, ia menceritakanya dan membuatnya kembali takut.
“jadi abang bukan dari keluarga maximilliano?” Tanya sebuah suara dari arah pintu.
Allerd dan Agatha langsung duduk, allerd segera turun dari ranjang dan menghampiri marcel yg menangis.
“dek, kamu dengar semuanya?” Tanya allerd pelan, marcel mengangguk. Ia langsung memeluk allerd.
“kenapa abang gk jujur ke aku?”
“aku takut kamu membenciku”
“itu tidak akan bang” marcel kembali menangis.
“aku minta maaf dek”
“jadi ini alasan kenapa mama sama papa gk pernah cerita tentang trauma abang?”
“kita gk mau kamu sedih.”
“setidaknya aku bisa bantu bang, aku gk akan diam saja jika trauma abang kambuh.” ujar marcel lalu kembali menangis.
Allerd melepas pelukan marcel, “karena kamu sudah tau, hubungan kita akan tetap seperti sebelumnya ya?”
Marcel mengangguk, “kenapa abang memendam semuanya sendiri?”
“abang gk mau kamu takut untuk tinggal dengan orang asing, aku yg minta ke papa untuk tidak jujur. Karena aku masih ingin memiliki adik perempuan.”
“meskipun aku tahu yg sebenarnya aku akan tetap sayang sama abang. Dan jadi adik perempuan abang selamanya.”
“trima kasih dek. Trima kasih.” Allerd tersenyum dengan air mata yg mengalir, marcel juga tersenyum pada allerd.
Agatha yg melihat itu ikut terharu, ia memalingkan wajahnya untuk menghapus air matanya yg jatuh.
“kita akan tetap bersaudara kan?” Tanya allerd, marcel mengangguk. Allerd sangat senang karena sebelumnya ia takut jika marcel akan marah jika tau allerd bukan kakak kandungnya.
“aku akan ke kamar dulu, abang bisa beristirahat.” Ujar marcel dengan menghapus air matanya. Allerd mengangguk dan mengecup kening marcel.
“jangan difikirkan masalah ini ya.” Ujar allerd, marcel mengangguk lalu keluar dari kamar allerd.
KAMU SEDANG MEMBACA
senior high school 3 (TAMAT)
Fiksi RemajaAku ingin memilikinya, tapi aku sadar adalah aku seorang pengecut. Karena aku sendiri tidak bisa melawan penyakitku bagaimana aku bisa melindunginya. Yg ada aku hanya akan melukai nya karena penyakit ini. Dasar penyakit sialan! -allerd- Akhirnya aku...