chap 58

53 3 0
                                    

untuk kalimat yg italic itu berarti sedang berbicara menggunakan bhs inggris.. author malas translate nih :v

dan juga, aku tidak memakai model underline atau italic walaupun semuanya flashback. sebelumnya udah author coba pake underline malah susah dibaca.

.
.
.

"mmpphhh mpphh-" Agatha dibungkam dan segera ditarik ke belakang.

"lepaskan gadis itu!" bentak ku. hohoho sekarang aku sudah seperti aktor terkenal yg memainkan film laga. sayangnya film ini tidak akan di publish di sosial media, aku jadi tidak bisa terkenal. ups tidak, cukup terkenal di kalangan bos mafia saja sudah cukup. cukup membuatku menderita.

Chiko berjalan dengan santai kearah Agatha sambil memainkan pistolnya. aku harap pistol itu tidak ada isinya, aku takut jika ia tidak sengaja menekan pelatuknya. bisa mati pacarku. Setelah itu ia berdiri di samping Agatha,

"lepaskan aku." Agatha mencoba berontak saat tanganya di ikat oleh sebuah tali. sekali lagi aku minta maaf sayank, sebenernya aku tidak tega melihatnya diikat seperti itu tapi demi pernikahan kita aku harus melakukanya.

Chiko menyentuh dagu Agatha, "akh nona, kau sangat manis saat berteriak seperti ini."

sialan. berani sekali dia memegang dagu agatha dan jarak mereka sangat dekat pula. ini tidak dalam rencana chiko, berhenti memprovokasiku.

"tangan kotormu itu tak pantas untuk menyentuhnya bodoh!" ujar ku kesal, ya sangat kesal karena seharusnya tidak ada kontak fisiknya antara chiko dan agatha. lihat saja, kau memprovokasiku untuk keluar dari skenario jadi aku akan melakukan seperti yg kau inginkan. aku maju namun chiko segera mengarahkan pistolnya ke pelipis Agatha.

Agatha memejamkan mata sebentar.
"kau ingin dia mati sekarang juga?" Tanya chiko lalu tertawa bak psychopath.

Aku menatap kearah mata Agatha yg sedang menatapnya juga. aku mengkode agar Agatha menyerang seperti ucapanku sebelumnya. Agatha menggeleng, seperti nya ia takut jika pelatuknya ditarik.

"karena kita semua laki laki, kenapa tidak bertarung dengan tangan kosong? Bukankah itu lebih gentle?" ujar ku mengalihkan perhatian chiko, ini dalam rencana btw.

"bilang saja kalau kau tak ingin kekasihmu tertembak."

"ternyata kau sangat mengerti aku teman." Aku terkekeh, aku menyimpan pistolku di belakang bajuku agar kita bisa bertarung tanpa senjata.

"sekarang aku tidak membawa pistol, apa kalian berani menyerangku? Menyerang orang yg tidak bersenjata, itu tidak adil bukan."

Chiko menatap anak buahnya sebentar. aku mengisyaratkanya untuk mengingat skenario.

"baiklah, kita bertarung dengan tangan kosong." Ujar chiko, untung dia ingat. kalau dia lupa mungkin kita semua akan keluar dari skenario.

Aku maju untuk memulai pertarungan lalu diikuti anak buahku. aku menendang ke depan, memukul ke kanan dan menendang ke kanan. Saat menatap ke kiri ada yg menonjoknya di bagian hidung membuatnya mimisan, aku mengusap darahnya yang menetes. aku semakin marah dan semakin menyerang dengan brutal. apalagi saat mengingat chiko memegang dagu agatha, aku sangat marah karena agatha milikku dan tak akan kubiarkan orang lain menyentuhnya.

"bang al, jangan terlalu kasar. ini hanya skenario. anggap sebuah film." suara marcel terdengar ditelingaku tapi aku menghiraukanya karena aku marah pada chiko dan melampiaskan semuanya disini.

"berhenti!" teriak Agatha, kita berhenti untuk menatap Agatha yg kini menyandera chiko dengan pistol yg mengarah kepalanya dari arah belakang dan pisau lipat tepat di depan leher chiko.

senior high school 3 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang