chap 51

121 4 0
                                    

> note:
untuk kalimat yg bercetak miring/italic itu berarti bicaranya pakai bhs inggris. author sengaja gk bhs inggris semua karena author tidak lancar berbahasa inggris dan sedang malas untuk bolak balik translate. thanks gaes.

.
.
.
.

“tau gk kak, suasana mendukung banget ya? Dibawah hujan, berdua sama kakak lagi. Aku gk akan lupain momen ini.”

“otak drama nya mulai deh.” Ujar allerd datar.

“gk bisa diromantisin banget sih.”
Allerd tertawa lalu menggesekkan hidungnya ke hidung Agatha. “maaf maaf, kamu mau dengerin kata kata kakak gk?”

“mau.”

“rintik hujan yg mengiringi setiap langkah kita, menjadi saksi kebersamaan kita hari ini. Bisakah suatu saat nanti aku memintanya menjadi saksi di persidangan hatimu? Agar kau percaya bahwa aku selalu berjalan di sampingmu?”

jantung agatha berdetak cepat, “co cweet deh. Baper deh aku nya.”

“alay banget ya? Maaf deh kalo kayak playboy ulung.”

“romantis kok kak, aku suka.” Agatha mengeratkan pelukanya pada allerd. “sekarang dengerin kata kata aku.”

“hmm..  aku mau dengerin.”

“tentang hujan yg menyimpan banyak kenangan, bukan kenangan buruk tapi kenangan baik. Setiap rintiknya membuatku merindukanmu, setiap tetesnya berisi kalimat aku merindukanmu. Aku berharap setelah hujan reda, rinduku tersampaikan kepadamu.”

Allerd tersenyum kearah Agatha yg dipelukanya, “aku tidak ingin terlalu sering mengatakan aku mencintaimu, aku menyayangimu ataupun aku merindukanmu karena aku tidak mau kamu bosan akan hal itu dan akhirnya ingin memutuskan hubungan ini. Tapi kamu harus tau kalau aku selalu mencintaimu, bukan karena nafsu, juga bukan karena fisikmu tapi karena kebesaran hatimu yg mau menerima ku. Mungkin ini terlalu alay tapi aku sangat berterima kasih karena kamu mau berjalan disampingku, menemaniku dan berdiri disisiku apapun keadaanku.”

“kak, pingsan boleh gk? Kakak romantis banget.” Agatha menatap allerd senang, ia menghentikan langkahnya dan menarik allerd untuk menyatukan bibir mereka.

Allerd tersenyum lalu membalas ciuman Agatha, ia melumatnya berulang kali lalu melepas ciuman mereka karena allerd masih sadar kalau ini di tempat umum, eh ralat di pinggir jalan lebih tepatnya.

“bisa aku meminta lebih saat kita dikamar?”

“enggak, udah ayo jalan.”

.

.

.

Sesampai di hotel, Agatha duduk di sofa dengan mmeminum coklat panas yg belum ia habiskan tadi.

“kak, ngapain sih?” Tanya Agatha pada allerd yg menyender di pundaknya.

“liat harga pasar, aku mau beli senjata baru.”

“ck. Dicuekin.” Ujar Agatha kesal, allerd tersenyum kecil. Perlahan dirinya merosot ke bawah dan akhirnya kepalanya ada dipangkuan Agatha.

“seperti berjalan di atas paku, sebuah hubungan terkadang terasa menyakitkan dan ingin berhenti karena tidak saling memahami. Tapi aku harap hubungan kita seperti obat. Memang terasa pahit tapi bahagia di akhirnya.”

Agatha tersenyum kecil, “aku gk berfikir untuk menghentikan hubungan ini, hanya saja aku gk suka kalo kakak cuekin aku.”

“maaf tha, aku terlalu larut dalam pikiranku tadi.”

senior high school 3 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang