"rencana pertama kalian ganti penampilan." ujar allerd lalu menyesap kopinya.
"yes! uhuy!!" sorak axel dengan berdiri lalu menggerakkan pinggulnya yg langsung membuat marcel kesal karena terlalu alay.
plak..
marcel memukul pantat axel dengan keras membuat axel mengeluh, ia mengelus pantatnya lalu duduk lagi.
"aku sungguh malas mengganti warna rambutku." keluh rafli, rambutnya berwarna sedikit biru dan ia sangat menyukai biru. jika allerd menyuruhnya mengganti warna rambut itu akan menyulitkanya.
"akhirnya gue bisa ganti rambut warna merah" ujar axel dengan ceria.
"apa aku juga?" tanya marcel. allerd mengangguk,
"ganti warna rambut dan ubah style rambut kamu juga. dipotong pendek atau di model keriting. terserah kamu."
marcel mengangguk angguk paham, "ayo pergi ke salon sekarang." ajak marcel yg langsung disetujui axel dan axel segera menarik rafli untuk ikut bersamanya.
"eh eh eh.." marcel berhenti saat akan keluar dari pintu. ia menoleh pada allerd, "abang gk ikut juga?"
"kalian duluan saja, aku akan bersama agatha nanti." jawab allerd lalu tersenyum.
"katanya buru buru ke inggris?" tanys marcel
"iya, saat kalian pergi ke salon aku akan membuat rencana nya. jadi aku bisa mengganti warna rambutku nanti setelah kalian datang. kita bergantian."
"oh gitu yau--"
ucapan marcel segera terpotong saat ia ditarik keluar oleh axel yg tak sabar untuk mengganti warna rambutnya menjadi merah.
"sabar xel." ujar marcel dengan mengikuti langkah axel.
setelah mereka benar benar pergi, allerd menatap agatha yg masih diam dari tadi.
"sayank." panggil allerd yg tidak dibalas oleh agatha.
"kamu harus ganti penampilan juga, kamu mau ganti warna rambut kamu warna apa?"
"apa aja." jawab agatha pelan dengan memandan lurus ke depan tanpa menatap allerd
"kalau dipotong sebahu mau?"
"terserah."
"kamu istirahat sekarang, aku akan buat rencananya dulu. setelah mereka kembali, kita yg akan mengganti penampilan kita."
agatha mengangguk, dan mulai menatap allerd. "boleh peluk kakak?"
"boleh, tapi apa kamu gk istirahat di kamar aku aja? biar bisa tidur nyenyak."
agatha menggeleng, "aku mau pelukan kakak."
"hmm.. " allerd berfikir, jika agatha memeluknya tidurnya tidak akan nyenyak dan badanya akan pegal pegal. jadi ia harus memaksa agatha agar agatha tidur di kamarnya dengan nyenyak.
"bagaimana jika aku temani kamu sampai tidur, tapi kamu harus tidur di kamar ku. setuju?""aku gk mau sendirian kak." agatha memeluk allerd dengan erat, "apa salah jika aku butuh pelukan pacar aku sekarang? aku dalam masalah dan pacar aku gk mau tenangin aku. pacar macam apa coba?" ujar agatha seperti seorang anak kecil yg mengadu pada ibunya tapi ini beda bukan mengadu pada ibunya tapi mengadu pada orang yg sedang ia bicarakan.
"bukan seperti itu sayank, aku cuma gk mau badan kamu pegal pegal pas bangun tidur."
"ya tapi kan kak, aku cum--"
"okay." ucapan agatha berhenti karena allerd mau memeluknya. "kamu tidur di kamar aku dan boleh memelukku."
agatha melepaskan pelukanya dan tersenyum ke arah allerd, ia pun mengecup kening allerd. "trima kasih"
KAMU SEDANG MEMBACA
senior high school 3 (TAMAT)
Teen FictionAku ingin memilikinya, tapi aku sadar adalah aku seorang pengecut. Karena aku sendiri tidak bisa melawan penyakitku bagaimana aku bisa melindunginya. Yg ada aku hanya akan melukai nya karena penyakit ini. Dasar penyakit sialan! -allerd- Akhirnya aku...