8. Selesai

866 75 17
                                    

Ara merapihkan barang-barang. Sean sudah siap.

"Cil? Nanti Lo aja yang mandi di Curug."

"Ihs, apaan sih, gamau."

"Gue kan udah mandi, ngapain mandi lagi?"

"Maksud lo gue belum mandi?"

Sean berdiri, Ara melongo. Di tendang kursi tepat di depannya "Arghh, sakit,"lirihnya sendiri.

"Ara bego, ngapain nendang kursi coba?" Ara menjitak kepalanya sendiri.

Mereka menerobos macetnya puncak, Sean kembali lagi menggeluti sosoknya. Ia diam dan menjadi dingin. Ara pun tak tau apa yang terjadi.

Apakah yang Sean lakukan di villa tidak mengubah apa-apa? Ara meringis, ingatan hal manis akan Sean terus mengais.

Sudah seminggu sejak kejadian liburan aneh itu,Ara tidak pernah lagi mendapatkan pesan apa pun dari Sean. Dilihat dari postingan Sean, pria itu sepertinya sedang menikmati liburan di sebuah gunung.

Siang ini, Ara mengurung diri di kost Iris, sedangkan pemiliknya belum pulang dari luar kota. Ara benar-benar gabut, ia memainkan aplikasi whatsAppnya.

Dadanya bergemuruh kala Indah memposting sebuah foto pantai, Ara segera mencari nama Sean dan blank. Sean pun sedang memposting foto pasir di pantai.

Ara tersenyum miris, sepertinya mereka sedang menghabiskan liburan berdua. Tapi tunggu dulu, pemandangan foto Sean benar-benar mirip dengan satu foto yang di selipkan Iris di draftnya--itu berarti Sean sedang di Sukabumi, bukan di kampung halaman Indah. Setau Ara, Indah bukanlah warga Sukabumi.

Ceklek.

Pintu terbuka "Ara? Apa-apa an ini?"pekik Iris tiba-tiba. Ara terkesiap, menatap sekitarnya lalu nyengir tanpa dosa.

"Kakak? Udah pulang? Tidur gih kak, pasti capek,"kekeh Ara.

"Bersihkan atau aku marah?"

"Marah aja deh,"celetuk Ara. Iris melotot, keberanian Ara menciut, segera ia merapihkan sampah makanan dirinya.

Iris duduk, memijat pangkal hidungnya, masalah yang ia tangani benar-benar membuat dunianya jungkir balik.
Ia memejamkan matanya, helaan nafas kasar terdengar dari bibir Iris.

"Kakak kenapa?"tanya Ara menyodorkan teh ke hadapan Iris.

"Clara,"ujarnya Iris sedikit pusing.

Ara memijat pundak Iris, ia benar-benar menyusahkan wanita baik ini. "Kak? Berhentilah. Biarkan takdir berjalan sebagaimana mestinya."

Iris diam, ia benar-benar mengubah permainan takdir. Tak ingin Ara turut memikirkan hal ini, ia mengalihkan fokus Ara. Bertanya perihal bagaimana liburannya bersama Sean, apa saja yang mereka lakukan.

Sempat Iris ingin membunuh Ara kala wanita kecil ini memberitahu bahwa mereka tidur sekamar. Namun, Ara menyakini Iris bahwa tidak ada hal apa pun yang terjadi. Semua di batas normal, Ara tidak melakukan kenakalan remaja dan Iris menerimanya.

Sampailah pada cerita di mana Sean berubah, ia seperti memiliki sifat ganda. Di villa Sean manis bak pria yang menjaga wanitanya, di luar sifat Sean menggambarkan ibu kota. Siapa gue dan siapa lo.

Ara juga memberitahu bahwa ia mencurigai hubungan Sean dan Indah belum benar-benar berakhir, Ara menunjukkan postingan dua insan itu.

"Ara jatuh di tempat yang salah."

Iris berfikir sejenak, mencoba mencari jawaban.

"Siniin ponsel kamu." Iris menarik ponsel Ara, ia memposting tulisan Jika kuberi hatiku, bolehkah kuminta hatimu Jua.

Ara dan SeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang