45. Maaf

684 55 1
                                    

Citra❣️
kalau kamu mau tau apa yang aku sembunyikan, temui aku di tempat pertama kita jadian.

Begitulah kira-kira pesan yang Citra kirimkan. Sudah hampir dua minggu lebih hubungan mereka berantakan. Randy yang memilih untuk menghindari Citra yang belakangan ini tidak pernah lagi terbuka padanya.

Randy benci menebak. Randy tidak suka menerka-nerka. Dari awal hubungan ini di mulai, komitmen keterbukaan adalah kuncinya. Bagaimana kepercayaan hadir jika satu diantara mereka saling menyembunyikan sesuatu.

Randy sudah menunggu Citra namun ia sengaja tidak mengabari wanita tersebut. Ia memilih untuk pisah meja. Randy terus memperhatikan Citra yang tampak gelisah menatap arloji di tangannya.

Apa dia nunggu gue?tanya Randy yang menatap Citra. Sedari tadi hanya ada Citra yang duduk sendiri. Lalu apa yang ingin Citra beritahu.

"Cit?"

Citra berdiri.

Puk

Citra langsung memeluk Ara. Erat sekali. Pagi tadi Sea menghubungi Citra bahwa wanita itu sudah menampakkan dirinya di rumah Sea. Ara yang hampir oleng mampu menahan tubuhnya agar tidak jatuh.

"Lo kemana aja ha? Gue mau mati tau gak nyariin elu."

Citra melepaskan pelukannya. Ia menatap tajam Ara seakan siap menelan wanita ini mentah-mentah.

"Gue laper,Cit. Ayolah, jangan marah. Gue bakal ceritain semuanya."

"Arghhh, lo jangan gini lagi. Di sini lo tanggung jawab gue. Gue sampai takut aktifin nomor. Gue takut kak Irish nanyain lo yang notabenenya gue gak tau."

Randy memang tidak bisa melihat siapa wanita itu. Namun telinganya masih dapat berfungsi dengan baik. Irish. Iya mendengar nama itu.

Via berdehem mencuri perhatian Citra dan Ara yang sibuk dengan dunianya. Sibuk bercerita tentang bagaimana Ara bisa menghilang.

"Astaga, kakak hampir lupa. Nah, ini putri dari suami istri yang nolong gue."

"Via,"ujar Via menjabat tangan Citra.

"Terus lo tinggal dirumah bapak itu?"

"Iya."

"Ayolah,Ra. Apart gue masih kosong. Lo bisa disana."

"Lo kenal gue kan?"tanya Ara.

"Ara yang kalau memutuskan sesuatu artinya itu adalah putusan final? Gitu?"sinis Citra.

"Smart,"kekeh Ara.

Citra mengerucutkan bibirnya manyun.

Karna posisi Citra membelakangi meja Randy dan Via di sebrang meja mereka;artinya Via mampu menatap pemandangan di belakang Ara dan Citra.

"Kak?"panggil Via mengarahkan matanya agar Ara dan Citra menoleh ke arah belakang.

Seakan paham, Ara mengikuti instruksi Via. Ia menegang. Tubuhnya kaku seakan engsel kepala Ara tidak lagi berfungsi. Ia tetap pada posisi yang sama. Menoleh dengan kemiringan sembilan puluh derajat.

Ara dan SeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang