Sudah seminggu sejak Sea dan Citra mengetahui hal yang sebenarnya, sejak saat itu pula mereka tidak melakukan apa-apa. Citra yang tidak ingin gegabah dalam bertindak sendiri dan Sea yang di paksa harus fokus dengan ujian tengah semesternya.
Malam ini adalah ulangtahun Sherlly. Tidak ada pesta mewah sekali pun keluarga Tan itu mampu melakukannya. Hanya acara sederhana di taman belakang rumah.
"HAPPY BIRTHDAY MAMA KUSAYANG, YANG TIADA TARANYA, YANG CINTANYA TIADA DUANYA,"teriak Sea dari tangga. Semua mata menatapnya dengan tatapan yang tak terbaca.
"Oh my God,"desis Sea pada akhirnya. Ia lari untuk kembali ke kamarnya. Bayangkan saja, di bawah sudah banyak temen-temen arisan Sherlly dan juga anak-anak lajangnya. Citra menahan tawanya.
"Ketawa aja,Yang, gak usah di tahan,"kekeh Randy.
"Hahahah,"semua tawa lepas. Bagaimana bisa mereka menahan tawanya dengan penampilan Sea yang acak kadul. Piyama di tubuhnya dan handuk melilit di kepalanya. Mirip dengan anak desa yang hendak ke sungai untuk mencuci pakaian.
"Maafin anak saya ya Jeng, dia memang suka gitu,"ujar Sherlly tidak enak hati. Sea baru bangun sesiang ini dan dengan tampilan yang mampu merusak nama baik Tan.
"Ah, tidak apa jeng, namanya juga hari libur. Inke juga suka gitu,"ujar Mita teman searisan Sherlly. Ingatkan Sherlly untuk menghukum Sea. Bangun jam empat sore, hanya karna Sherlly sibuk dengan persiapan barbeque, ia mengurungkan niatnya untuk membangunkan Sea.
Mereka kembali sibuk dengan urusannya dan Citra memilih untuk meninggalkan Randy di ruang kerja Sean. Lagi pula untuk apa ia disana? Dan tidak ada alasan berada di kerumunan ibu-ibu sosialita ini.
"Ya?"
"Ya?" Panggil Citra.
"Sea?"ulangnya lagi.
"Iya kak, masuk aja,"teriak Sea.
"Untung kakak datang, tolong kancingin dong kak."
"CK, kebiasaan deh."
"Kak? Udah nemu jalan belum?"tanya Sea sembari menabur bedak kepipinya.
Citra mengangeleng.
"Ternyata kita tidak sepintar Bang Sean dan Bang Randy ya."
"Apa kita harus ceritakan ke bang Randy sama bang Sean?"tanya Sea ragu.
"Jangan,Ya. Aku belum siap."
Sea menghela nafasnya "Baiklah, turun yok,Kak."
***
Semua sibuk di taman belakang,aroma Bakaran mulai tercium."Happy birthday ya tante,"ujar seorang wanita memeluk tubuh Sherlly.
"Eh Laura, makasih ya nak udah dateng."
"Laura yang terimakasih karna udah Tante undang?"
"Eh--om, apa kabar om?"ujar Laura mencium punggung tangan William.
"Om sehat. Bagaimana keadaan mamimu?"
"Mami udah semakin membaik om. Oh iya, dapat salam dari papi. Katanya semoga tante bahagia selalu dan maaf tidak bisa datang."
"Amin, terimakasih ya nak. Gapapa kok, tante ngerti."
"Sean,"panggil Sherlly.
"Iya,Ma?"
"Temenin Laura nih, mama kudu nyamperin temen-temen mama."
Sean mengangguk dan menarik lembut tangan Sean. Laura terkejut, ini adalah hal baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ara dan Sean
Romance(END) Bertemu dengan Sean yang notabenenya jutek, aneh, tidak bisa di tebak, kadang manis buat diabetes tapi tetap datar dan kalau bicara pedas--ngalahin sambalado masakan emak. Ara si wanita pecicilan, petakilan dengan suara toa-nya tidak pernah me...